WahanaNews.co | Tentara Ukraina, pada Sabtu (19/2/2022), melaporkan tewasnya seorang anggota mereka, dan menjadi kematian pertama di perbatasan Rusia dalam beberapa minggu.
Mereka juga menuduh pemberontak yang didukung Moskwa meningkatkan serangan tajam, melipatgandakan ketakutan invasi Rusia akan segera terjadi.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Komando militer gabungan untuk Ukraina timur mengatakan, seorang tentara mengalami luka pecahan peluru yang fatal di zona konflik yang melintasi dua wilayah separatis dekat perbatasan Rusia.
Sementara itu layanan darurat Ukraina berkata, dua stafnya terluka dalam gelombang serangan pada Jumat (18/2/2022).
Angkatan bersenjata Ukraina berujar, pemberontak menggunakan mortir kaliber 82 dan 120 milimeter --yang dilarang berdasarkan kesepakatan gencatan senjata sebelumnya-- di kota-kota seberang garis depan yang melintasi wilayah timur Luhansk dan Donetsk.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Separatis "menembakkan peluru artileri ke pusat-pusat populasi dan menempatkan sistem artileri mereka di dekat rumah-rumah penduduk," kata tentara Ukraina, dikutip dari AFP.
"Dengan cara ini, musuh mencoba memaksa angkatan bersenjata kami untuk membalas tembakan kemudian menyalahkan mereka karena menembaki warga sipil," lanjutnya.
Militer menambahkan, mereka terus menolak dan menahan agresi bersenjata tanpa menyerang warga sipil, serta menuduh Rusia mengarahkan serangan sekutunya.
Moskwa secara resmi membantah terlibat dalam konflik tersebut dan menyebutnya sebagai urusan internal Ukraina.
Akan tetapi, pengawas dari badan keamanan Eropa OSCE melaporkan ada pengiriman reguler senjata Rusia melintasi perbatasan selama delapan tahun perang.
OSCE melaporkan, ada 870 pelanggaran gencatan senjata besar-besaran di seluruh zona konflik dalam laporan terbaru pada 18 Februari 2022, yang merujuk pada insiden hari-hari sebelumnya.
"Dalam beberapa hari terakhir, Pemantauan Khusus OSCE ke Ukraina (SMM) melihat peningkatan drastis dalam aktivitas kinetik di sepanjang garis kontak di Ukraina timur," kata OSCE, dikutip dari AFP.
Para pemimpin pemberontak menuduh angkatan bersenjata Ukraina mencoba merebut kembali dua wilayah separatis mereka dengan paksa, Klaim itu dibantah Kiev.
Pemimpin pemberontak di Donetsk dan wilayah Luhansk yang lebih kecil pada Sabtu (19/2/2022) menyebut situasi itu kritis dan mengumumkan mobilisasi umum. [gun]