WahanaNews.co | Nilai tukar mata uang euro kembali terpuruk di bawah dolar AS pada perdagangan Selasa (23/8) siang waktu Indonesia.
Mata uang euro terpantau melemah 0,23 persen. Alhasil, satu euro setara dengan US$0,99 saat ini.
Baca Juga:
Ini 5 Negara Tidak Pernah Dijajah, Ada Tetangga Indonesia
Pelemahan euro hingga setara dengan dolar AS sudah terjadi berkali-kali tahun ini.
Pada Juli 2022 lalu, euro jatuh hingga berada di bawah dolar AS. Saat itu, satu euro juga sempat setara dengan US$0,99.
Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan mata uang euro melemah karena pasar khawatir ekonomi Eropa jatuh ke jurang resesi. Sebab, inflasi berpotensi semakin tinggi di tengah lonjakan harga gas.
Baca Juga:
Hasil Survei: Warga Eropa Tak Yakin Ukraina Bisa Taklukkan Rusia
"Pemberhentian suplai gas dari Rusia berpotensi membuat Eropa resesi karena bisa mempengaruhi inflasi. Sekarang saja harga gas sudah naik tinggi," ungkap Lukman.
Di sisi lain, dolar AS terus menguat karena The Fed masih agresif menaikkan suku bunga acuan. Hal itu dilakukan demi menekan inflasi di Negeri Paman Sam.
"Pernyataan The Fed yang masih hawkish membuat dolar AS menguat," terang Lukman.
Menurut dia, mata uang euro berpotensi semakin melemah ke depannya. Sebab, inflasi Eropa berpeluang terus meningkat, sehingga ekonominya akan melambat. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.