WahanaNews.co | Otoritas Turki telah meringkus 22 orang terkait ledakan yang guncang area Istiklal Street di Istanbul pada Minggu (13/11) waktu setempat.
Akibat ledakan tersebut, korban tewas menjadi delapan orang.
Baca Juga:
Belanda Bangkit, Menang 2-1 atas Turki di Euro 2024 Berlin
Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (14/11/2022), seorang pejabat Turki yang enggan disebut namanya menuturkan kepolisian telah menangkap 22 orang terkait ledakan di Istanbul.
Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal kronologi maupun lokasi penangkapan itu, serta peran dari orang-orang yang ditangkap.
Salah satu orang yang ditangkap, disebut oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Suleyman Soylu sebagai 'orang yang meninggalkan bom yang menyebabkan ledakan' di area Istiklal Street, yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan yang ramai dengan warga setempat maupun turis.
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
Soylu dalam pernyataannya mengonfirmasi jumlah korban tewas bertambah menjadi delapan orang, dengan sekitar 81 orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan pada Minggu (13/11) sore itu.
Dia juga menyebut bahwa sekitar 50 korban luka di antaranya telah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit, sedangkan lima korban luka lainnya masih menjalani perawatan di unit perawatan intensif (ICU) -- dua orang dalam kondisi kritis.
Belum ada kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang mengguncang Istanbul itu.
Namun Soylu menyalahkan militan Kurdi, Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebagai dalang yang bertanggung jawab atas ledakan itu.
PKK yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Ankara dan negara-negara Barat, dilaporkan terus melakukan pemberontakan mematikan demi pemerintahan Kurdi yang mereka perjuangkan di wilayah Turki bagian tenggara sejak tahun 1980-an silam.
"Penilaian kami adalah perintah untuk serangan teror mematikan itu datang dari Ayn al-Arab (Kobane) di Suriah bagian utara, di mana PKK memiliki markas di Suriah," ucap Soylu dalam pernyataannya.
"Kami akan membalas mereka yang bertanggung jawab atas serangan teror keji ini," tegasnya.
Presiden Recep Tayyip Erdogan, dalam konferensi pers pada Minggu (13/11) waktu setempat, menyebut ledakan itu sebagai 'serangan keji' dan menyebut ledakan itu 'berbau seperti terorisme'.
Sesaat sebelum terbang ke Bali untuk menghadiri KTT G20, Erdogan menuturkan bahwa informasi awal menyebut 'seorang wanita memainkan peran' dalam ledakan itu.
Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag, secara terpisah, menuturkan kepada televisi lokal A Haber bahwa seorang wanita terlihat duduk di salah satu bangku yang ada di Istiklal Street selama lebih dari 40 menit.
Bozdag menyebut ledakan terjadi beberapa menit setelah wanita itu berdiri dan meninggalkan area itu.
"Ada dua kemungkinan. Ada mekanisme yang ditempatkan di dalam tasnya dan itu meledak, atau seseorang meledakkannya dari jarak jauh," ucap Bozdag.
Laporan televisi Turki menunjukkan gambar seseorang, yang tampaknya seorang wanita, meninggalkan sebuah paket di bawah petak bunga di Istiklal Avenue yang saat itu ramai orang.
Soylu tidak menyinggung soal hal ini saat mengumumkan penangkapan satu tersangka yang diduga meninggalkan bom di lokasi kejadian. [rgo]