WahanaNews.co | Calon Presiden Honduras, Santos Rodriguez, diringkus polisi dengan tuduhan pencucian uang terkait perdagangan narkoba dan pembunuhan, Kamis (4/11). Kementerian publik mengatakan, Rodriguez dicari terkait pencucian uang.
"Menurut para saksi ia juga terlibat dalam kematian banyak orang termasuk seorang informan (Badan Penegakan Narkoba AS atau DEA)," katanya seperti dikutip AFP.
Baca Juga:
Selama Januari-Juni 2024, Kejati Sumut Tuntut 44 Terdakwa Kasus Narkoba dengan Hukuman Mati
Rodriguez diketahui merupakan seorang pensiunan kapten tentara.
Salah satu saksi memaparkan saat pensiunan tentara itu melakukan operasi dan menemukan obat-obatan, Rodriguez tak mengatakan secara jujur.
"(Ia) menyimpannya sebagian dari apa yang disita dan senjata yang disita dibawa ke kelompok kriminal," kata saksi itu.
Baca Juga:
Kejati Sumut Tuntut 44 Terdakwa Narkoba dengan Hukuman Mati
Sementara itu, kantor Kejaksaan Umum mengatakan Rodriguez juga dituduh mengatur pengiriman obat-obatan yang telah dicuri dari organisasi kriminal lain.
Adapun uang untuk operasi terlarang diserahkan ke istri dan ibu mertuanya. Namun, keduanya sudah ditangkap pihak berwenang.
Kementerian Publik mengatakan hasil analisis rekening bank mereka menunjukkan aktivitas yang tak konsisten dengan pendapatannya.
Penangkapan itu terjadi sebulan menjelang pemilihan presiden, yang mana semua kandidat menghadapi tuduhan korupsi atau perdagangan.
Saat ditangkap, Rodriguez membantah atas tuduhan yang dilancarkan kepada dirinya.
"Siapapun bisa mencari saya untuk apapun yang mereka mau, saya tidak menyembunyikan apapun," ucapnya dalam sebuah video yang direkam pendukungnya.
Beberapa bulan terakhir, Rodriguez mengatakan menjadi salah satu orang yang menuduh saudara laki-laki Presiden Juan Orlando Hernandez, Tony Hernandez, menyelundupkan narkoba.
Juan kemudian mengundurkan diri karena juga dituduh melakukan perdagangan narkoba. Adiknya lebih dulu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di New York untuk tindak kejahatan serupa, Maret lalu.
Namun, Joan membantahnya dan menyebut tuduhan itu palsu.
Menurut Rodriguez, penangkapan terhadap dirinya sebagai bentuk balas dendam presiden karena saudaranya dipenjara di Amerika Serikat.
Calon Wakil Presiden sekaligus Manajer Kampanye Rodriguez, Israel Zelaya, bahkan menyebut penangkapan itu sebagai persekusi.
"Persekusi ini bukan hal baru. Demokrasi sedang dipersekusi," katanya kepada AFP.
Namun sejak 2016, Kedutaan AS di Honduras mengaku tengah menyelidiki Rodriguez atas kasus perdagangan narkoba dan korupsi.
Pilpres di Honduras akan digelar 28 November mendatang. Ada sejumlah calon yang disebut menjadi favorit. Mereka diantaranya Wali Kota Tegucigalpa, Nasry Asfura dan Istri Mantan Presiden Manuel Zelaya, Xiomara Castro. [dhn]