WahanaNews.co | Filipina sedang menghadapi bencana alam angin topan
yang dinamakan Molave pada Senin (26/10/2020).
Angin topan yang menghantam pulau utama Filipina, Luzon, berlari dengan
kecepatan 125 kilometer per jam. Hembusan dari angin topan Molave mencapai
kecepatan 150 kilometer per jam.
Dampak dari bencana alam itu adalah, tanah longsor terjadi di
tujuh tempat dan 11 daerah dihajar banjir. Molave, angin topan yang melanda
Filipina pada tahun ini adalah angin topan ke 17. Molave diperkirakan akan
mendatangi Vietnam pada tengah hari dengan kecepatan sekitar 135 kilometer per
jam setelah dari Filipina.
Baca Juga:
Putri PM Kanada dan Putri Belgia Terdampak Konflik Harvard vs Trump
Ribuan Orang Jadi Pengungsi
Semalaman, angin topan Molave melewati ibukota Filipina, Manila.
Topan Molave terus bergerak ke arah barat, ke Laut Tiongkok Selatan untuk
menuju Vietnam. Ibukota Manila lolos dari kerusakan besar, akan tetapi 11
daerah pedesaan direndam banjir. Pohon-pohon tumbang, listrik terputus, dan
atap rumah berhamburan dibawa oleh angin topan Molave.
Baca Juga:
PBB: Israel Blokir Bantuan, Anak Gaza Terancam Gizi Buruk
Melansir dari laman beritaAssociated Press, setidaknya 25.000 penduduk Filipina
yang terdampak Molave menjadi pengungsi. Mereka bertahan di gedung-gedung
sekolah dan gedung-gedung pemerintahan lainnya yang disulap menjadi pusat
evakuasi (26/10). Puing-puing bangunan berhamburan di tanah di beberapa kota
yang dilewati oleh Molave.
Di Catanduanes, sekitar 500 kilometer arah timur Manila, 12
nelayan dikabarkan hilang. Mereka melakukan pekerjaan biasa yakni mencari ikan
pada akhir pekan dan gagal pulang karena angin topan yang datang secara
tiba-tiba. Sebuah kapal pesiar bernama MV Oceanic Explorer 3, juga tenggelam di
provinsi Batangas, sebelah selatan ibukota Manila. Penjaga pantai mampu
menyelamatkan tujuh awak kapal dan masih melakukan pencarian terhadap 1 korban
lainnya yang hilang.
Al Jazeeramelaporkan bahwa 1.800 pengemudi truk kargo
dan ribuan penumpang terjebak di pelabuhan (26/10). Pihak pelabuhan menutup dan
tidak mengijinkan kapal dan kapal feri berlayar ketika ombak laut masih
mengganas. Mereka akan membuka kembali pelabuhan ketika cuaca sudah kembali
cerah.
Kerahkan Militer
Armed Forces of Philippine(AFP) atau
Angkatan Bersenjata Filipina telah diperintahkan untuk terjun ke wilayah yang
menjadi jalur perjalanan Molave. Mereka dikerahkan ke beberapa wilayah,
khususnya di Bicol, Calabarzon, dan Mimaropa.
Kepala staf AFP, Jendral Gilbert Gapay, melansir dari media
lokalManila
Bulletin, telah menginstruksikan komandannya agar menuju jalur
angin topan guna membantu pemerintah daerah dalam memastikan keselamatan
masyarakat (26/10). "Mereka harus bersiap untuk menerjunkan pasukan dan
membantu unit pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dalam evakuasi
preventif atau evakuasi paksa yang mungkin dibutuhkan oleh warga negara kita"
kata Jendral Gilbert Gapay menjelaskan.
Selain itu, militer Filipina juga sudah mengerahkan 419 tentara
dan 91 kendaraan militer dalam status siaga dan siap untuk ditempatkan. Di
tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, pasukan juga dihimbau untuk
hati-hati dan menjaga diri agar tidak terinfeksi virus corona.
Vietnam Waspada
Topan Molave atau disebut juga topan Quinta, oleh PAGASA atau
Badan Meteorologi dan Hidrologi Filipina memperkirakan bahwa badai tersebut
akan keluar dari wilayah Filipina pada hari Selasa. Akan tetapi pada hari Rabu
dan Kamis,CNN
Philippinesmelaporkan masih akan terjadi badai meski dalam
skala kecil dan kemungkinannya tidak akan berkembang menjadi besar (26/10/2020).
Molave yang selanjutnya akan menyebrangi Laut Tiongkok Selatan
untuk menuju Vietnam, telah membuat pemerintah setempat mempersiapkan diri. 1,3
juta warga Vietnam bersiap untuk menghadapi terjangan badai. Dengan garis
pantai yang lumayan panjang, Vietnam juga beresiko dihantam badai dan banjir
yang merusak.
Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, menurut kantor berita
Reuters telah memberikan peringatan kepada provinsi dan kota yang akan menjadi
jalur angin topan. "Ini adalah topan yang kuat dan akan berdampak pada wilayah
yang luas," katanya (26/10). Meskipun kemungkinan tidak akan sebesar topan
Damrey yang melanda pada 2017 dan mengakibatkan 100 orang tewas, Vietnam siaga
dengan kekuatan penuh dan mempersiapkan helikopter, tank dan alat transportasi
militer lainnya untuk aksi cepat dalam melindungi warganya. [qnt]