WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tragedi kembali terjadi di Jalur Gaza. Pada Kamis pagi (17/7/2025), serangan udara Israel menghantam satu-satunya gereja Katolik yang tersisa di wilayah tersebut, yakni Gereja Keluarga Kudus.
Serangan ini menewaskan dua warga sipil dari komunitas Kristen dan menyebabkan kehancuran pada sebagian besar kompleks gereja, yang selama ini menjadi tempat berlindung bagi ratusan orang.
Baca Juga:
Tarifnya Rp24 Juta per Rumah, Terungkap Skema Penghancuran Brutal Israel di Gaza
Patriarkat Latin Yerusalem mengonfirmasi serangan tersebut dan menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan yang mereka nilai melanggar kesucian tempat ibadah dan martabat kemanusiaan.
“Menargetkan situs suci yang menjadi tempat berlindung warga sipil merupakan pelanggaran berat terhadap martabat manusia dan kesucian tempat ibadah, yang seharusnya menjadi tempat aman di masa perang,” tegas pernyataan resmi Patriarkat Latin.
Diketahui, kompleks Gereja Keluarga Kudus saat ini menampung lebih dari 600 pengungsi, termasuk anak-anak dan 54 orang penyandang disabilitas.
Baca Juga:
Air Mata dan Senyum: 50 Tahun Perjalanan Paroki ST. Pius X
Selain umat Katolik, tempat ini juga menjadi tempat berlindung umat Kristen Ortodoks sejak meletusnya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.
Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyatakan bahwa dua korban tewas dalam serangan tersebut berasal dari komunitas Kristen di Gaza.
Paus Leo XIV, penerus mendiang Paus Fransiskus, mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas insiden tersebut. “Saya sangat berduka,” ucapnya beberapa jam setelah peristiwa itu, yang juga menewaskan sedikitnya 20 orang di berbagai lokasi di Gaza.