WahanaNews.co, Jakarta - Sebanyak 34 orang tewas setelah mengonsumsi minuman alkohol ilegal dan beracun di negara bagian Tamil Nadu, India selatan, pada Selasa (18/6/2024) malam.
Peristiwa ini terjadi di distrik Kallakuruchi, di mana beberapa warga jatuh sakit setelah mengonsumsi minuman keras tersebut.
Baca Juga:
Bukan India atau Arab Saudi, Inilah Negara dengan Penduduk Muslim Terbanyak
Menurut BBC pada Kamis (20/6/2024), setidaknya 80 orang dirawat di rumah sakit akibat penyakit seperti diare parah, dan pejabat setempat mengatakan jumlah korban jiwa mungkin akan bertambah.
Dua orang telah ditangkap sejauh ini, dan penyelidikan lebih luas sedang dilakukan.
Pihak berwenang juga telah menskors seorang pejabat senior polisi dan sepuluh anggota sayap penegakan larangan negara bagian karena kelalaian mereka terkait penyelundupan alkohol ilegal di negara bagian tersebut.
Baca Juga:
India Tolak BRICS Karena Tak Ingin Berbagi Mata Uang yang Sama dengan China
Setiap tahunnya, puluhan orang di India meninggal setelah meminum alkohol ilegal dari tempat penyulingan di jalan raya.
Para penyelundup sering menambahkan metanol, alkohol sangat beracun yang kadang-kadang digunakan sebagai anti-beku, ke dalam campuran mereka untuk meningkatkan kekuatannya.
Jika tertelan bahkan dalam jumlah kecil, metanol dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati, dan kematian.
Di Kallakuruchi, terdakwa diduga menjual minuman beracun tersebut dalam paket melalui vendor lokal, menurut situs The News Minute.
Para korban yang mengonsumsi alkohol ilegal ini mengalami gejala seperti pusing, sakit kepala, muntah, mual, sakit perut, dan iritasi mata hingga akhirnya harus dibawa ke rumah sakit.
Ketua Menteri Tamil Nadu, MK Stalin, telah mengumumkan kompensasi sebesar 1 juta rupee (sekitar $12.000 atau Rp 200 juta) untuk keluarga korban yang meninggal, dan masing-masing 50.000 rupee untuk mereka yang dirawat di rumah sakit.
"Mereka yang terlibat dalam kejahatan ini telah ditangkap. Tindakan juga telah diambil terhadap pejabat yang gagal mencegah kejadian ini," tulisnya di media sosial X.
Namun, partai-partai oposisi mengkritik pemerintah karena gagal mengendalikan peredaran alkohol beracun di negara bagian tersebut.
"Kematian akibat minuman keras terlarang dalam dua tahun terakhir di bawah rezim DMK (Dravida Munnetra Kazhagam) telah memperlambat kemajuan Tamil Nadu selama empat dekade, membawa kita kembali ke tahun 1980-an," kata K Annamalai, ketua Partai Bharatiya Janata di negara bagian tersebut.
Ia juga meminta menteri yang membidangi penjualan minuman beralkohol segera mengundurkan diri.
[Redaktur: Elsya TA]