WahanaNews.co | Seorang perempuan hamil korban gempuran udara Rusia ke RS Bersalin di Mariupol, Ukraina, akhirnya meninggal dunia bersama calon bayinya meski sempat selamat dari reruntuhan pada Senin (14/3/2022).
Menurut laporan Associated Press, petugas medis tidak memiliki waktu menanyakan nama perempuan itu, sebelum suami dan ayahnya datang dan menjemput jasadnya.
Baca Juga:
Tanda-Tanda Anak Cerdas Sejak dalam Kandungan
Pihak keluarga menjemput jasad perempuan ini agar tak dimakamkan di kuburan massal Mariupol.
Sementara itu, gambar yang diambil pewarta foto AP, menunjukkan beberapa pekerja darurat mengevakuasi perempuan hamil tersebut di luar rumah sakit yang telah luluh lantak dibom Rusia pada Rabu (9/3) tersebar luas di media sosial.
Dilansir dari CNN Internasional, setidaknya ada tiga orang tewas akibat serangan bom Rusia ke RS bersalin tersebut.
Baca Juga:
Bappenas Sebut Prabowo Akan Bentuk Badan Khusus Pengurus Makan Bergizi Gratis
Serangan ini berlangsung meski Rusia setuju melakukan gencatan senjata selama 12 jam untuk mengevakuasi warga sipil di Mariupol.
Mariupol menjadi salah satu kota di Ukraina yang digempur habis-habisan oleh Rusia.
Padahal, Mariupol telah disepakati Rusia-Ukraina menjadi salah satu koridor evakuasi warga sipil.
Sejauh ini, sebanyak 2.500 orang di Mariupol tewas akibat gempuran Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, turut mengecam bombardir Rusia ke Mariupol.
Menurutnya, serangan yang membahayakan warga sipil dan jalur evakuasi itu sebagai "kekejaman".
Tak hanya itu, Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, juga menuduh pasukan Rusia melakukan genosida, sebab mereka menargetkan fasilitas dan warga sipil.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengklaim rumah sakit yang dibom di Mariupol itu merupakan pangkalan batalion Azov Ukraina.
Lavrov menyatakan seluruh pasien dan perawat sudah pergi sebelum bom Rusia menghantam rumah sakit tersebut.
Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia membantah negaranya menyerang rumah bersalin, menyebut kabar tersebut sebagai upaya provokasi. [rin]