WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sikap tegas Donald Trump terhadap Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ternyata sudah ia simpan selama lebih dari satu dekade. Sejak kampanye pemilihan presiden AS tahun 2016, Trump telah menunjukkan ketidaksenangannya terhadap aturan yang diterapkan oleh aliansi tersebut.
Trump secara terang-terangan meragukan komitmen solidaritas negara-negara anggota NATO terhadap Amerika Serikat.
Baca Juga:
China Siap-siap Hantam Negara yang Kompak dengan AS, Begini Ancamannya
Meski militer AS pernah mendapatkan dukungan dari NATO saat menjalankan operasi di Afghanistan pasca serangan 11 September 2001, Trump tetap menganggap bahwa aliansi ini lebih banyak membebani AS dibandingkan memberikan keuntungan.
Selain itu, Trump menuding bahwa beberapa negara anggota NATO tidak bersedia memenuhi kewajiban anggaran pertahanan yang telah disepakati dalam aliansi tersebut.
Sebagai presiden ke-45 dan ke-47 AS, Trump menilai bahwa biaya pertahanan NATO selama ini terlalu banyak dibebankan kepada Amerika Serikat. Ia bahkan menganggap bahwa negara-negara anggota telah memanfaatkan AS dalam sektor perdagangan.
Baca Juga:
Mahkamah Agung Blokir Kebijakan Trump Deportasi Migran Venezuela Tanpa Proses Hukum
"Saya melihat NATO bisa menjadi sesuatu yang baik, tetapi kita harus berpikir lebih jauh tentang perannya. Apa yang terjadi selama ini sangat tidak adil," kata Trump.
"Sebelum saya datang, kita membayar hampir 100% dari anggaran NATO. Coba pikirkan, kita membiayai militer mereka, tetapi mereka malah menipu kita dalam perdagangan," ujarnya, dikutip VIVA Militer dari Daily Mail.
Saat berkampanye pada pemilihan presiden 2016, Trump menyatakan bahwa AS di bawah kepemimpinannya mungkin tidak akan mematuhi jaminan pertahanan kolektif NATO.