WahanaNews.co | Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerang mantan Presiden Donald Trump dan para pendukungnya dengan julukan 'ekstremis'.
Trump pun membalas serangan tersebut dengan menyebut Biden sebagai 'musuh negara'.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
"Tidak ada contoh yang lebih jelas dari ancaman yang sangat nyata dari kebebasan Amerika daripada hanya beberapa minggu yang lalu, Anda lihat, ketika kita menyaksikan salah satu penyalahgunaan kekuasaan yang paling mengejutkan oleh pemerintahan mana pun dalam sejarah Amerika," kata Trump seperti dilansir dari AFP, Minggu (4/9/2022).
Trump mengatakan kepada para pendukungnya di rapat umum di kota Wilkes-Barre bahwa 'pelanggaran hukum yang mengerikan' akan menghasilkan 'balasan seperti yang belum pernah dilihat siapa pun'.
Dia juga membalas pidato Biden minggu ini di mana presiden mengatakan pendahulunya dan pendukung Partai Republik mewakili ekstremisme yang mengancam fondasi republik.
Baca Juga:
Trump Buat Kejutan! Tunjuk Pembawa Acara TV Jadi Menteri Pertahanan AS
Trump mengecamnya sebagai pidato paling kejam yang penuh kebencian dan memecah belah.
Trump menyebut Biden sebagai musuh negara.
"Dia adalah musuh negara. Anda ingin tahu itu," kata Trump.
"Republik dalam gerakan MAGA bukanlah orang-orang yang mencoba merusak demokrasi kita," lanjutnya.
Trump menyebut ia ingin menyelamatkan demokrasi. Sebab, menurutnya, bahaya demokrasi datang dari kiri radikal.
"Kami yang berusaha menyelamatkan demokrasi kami, sangat sederhana. Bahaya demokrasi datang dari kiri radikal, bukan dari kanan," tambahnya.
Trump muncul di Pennsylvania untuk menggalang dukungan dari Partai Republik menjelang pemilihan paruh waktu November, yang dapat membuat Demokrat Biden kehilangan kendali atas kedua majelis Kongres.
Serangan Biden
Sebelumnya, Biden menyebut para 'ekstremis' pendukung Trump yang menganut slogan 'Make America Great Again' atau MAGA itu sebagai musuh demokrasi AS.
Seperti dilansir AFP, Jumat (2/9/2022), serangan verbal terhadap Trump itu dilontarkan Biden saat berbicara di Philadelphia pada Kamis (1/9) waktu setempat dalam rangka membangkitkan semangat para pemilih AS menjelang pemilu sela.
Dalam pidatonya, Biden melontarkan serangan verbal luar biasa terhadap pendukung Partai Republik yang merangkul ideologi MAGA yang dicetuskan Trump.
Biden juga mendesak para pendukung dirinya sendiri untuk melawan balik.
"Donald Trump dan para Republikan MAGA mewakili ekstremisme yang mengancam fondasi sangat mendasar dari republik kita," teriak Biden saat berpidato di dekat lokasi saat Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi AS diadopsi lebih dari dua abad lalu.
Philadelphia sendiri dijuluki sebagai tempat lahirnya demokrasi di AS.
"Mereka merangkul kemarahan. Mereka berkembang pesat dalam kekacauan. Mereka hidup tidak dalam terang kebenaran, tapi dalam bayang-bayang kebohongan," cetus Biden merujuk pada para 'ekstremis' pendukung Trump.
"Tidak ada tempat untuk kekerasan politik di Amerika. Titik. Tidak ada. Tidak akan pernah," tegas Presiden AS berusia 79 tahun dari Partai Demokrat ini, merujuk pada penyerbuan dan kerusuhan yang dipicu para pendukung Trump di Gedung Capitol AS tahun lalu.
Menyinggung soal serangan nasional terhadap hak aborsi di AS oleh kalangan konservatif garis keras dan kekhawatiran atas kebebasan-kebebasan lainnya mulai dari kontrasepsi hingga pernikahan sejenis, Biden menuduh 'pasukan MAGA' bertekad membawa AS mundur ke belakang.
"Pasukan MAGA bertekad membawa negara ini mundur. Mundur ke Amerika di mana tidak ada hak untuk memilih, tidak ada hak untuk privasi. Tidak ada hak untuk kontrsepsi, tidak ada hak untuk menikah dengan orang yang Anda cintai," ucap Biden dalam pidatonya, seperti dilansir CNN.
"Mereka mempromosikan pemimpin otoriter. Mereka mengobarkan api kekerasan politik," sebut Biden merujuk pada 'pasukan MAGA' pendukung Trump. [rsy]