WahanaNews.co | Dimulai dari Masjid Raya Baitul Mukarram, ribuan massa berunjuk rasa di Ibukota Bangladesh, Dhaka.
Mereka menuntut pemerintah Bangladesh dan India mengecam pernyataan dua pejabat partai berkuasa India yang menghina Islam.
Baca Juga:
Bebas dari Tuduhan Korupsi, Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh
Polisi memblokir para pengunjuk rasa yang bergerak menuju Kedutaan Besar India.
Pengunjuk rasa, Kamis (16/6/2022), mendesak negara-negara mayoritas muslim memboikot produk India dan memutus hubungan dengan New Delhi.
Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, dengan terbuka mengecam keras pernyataan dua petinggi Bharatiya Janata Party (BJP).
Baca Juga:
Chaos di Bangladesh: 109 Tewas dalam Kerusuhan, WNI Turut Jadi Korban
Meski begitu, Hasina mempertahankan hubungan yang hangat dengan India.
Media India melaporkan, Menteri Informasi dan Penyiaran Bangladesh, Hasan Mahmud, mengatakan, persoalan ini merupakan permasalahan internal India.
Pengunjuk rasa menerikan slogan "turun dengan Modi" dan "penghinaan pada Islam, tidak akan ditoleransi."
Banyak yang membawa papan unjuk rasa yang bertuliskan "We love Muhammad."
Juru bicara Islami Andolon Bangladesh yang mensponsori unjuk rasa, Shahidul Islam Kabir, mengatakan, setelah polisi memblokir demonstran, lima orang diizinkan berjalan menuju Kedutaan Besar India.
Kelompok tersebut berjanji untuk melanjutkan demonstrasi mereka.
Meski pemerintah India berusaha meredam amarah berbagai negara dengan mengatakan mereka menghormati semua agama.
Pernyataan Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal mengenai Nabi Muhammad terus menuai kecaman diplomatik.
Pekan lalu, NDTV melaporkan setidaknya 16 negara yang mengajukan protes resmi pada India atas pernyataan kontroversial tersebut.
Negara-negara itu, antara lain: Irak, Iran, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Oman, Malaysia. Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, Afghanistan, Pakistan, Bahrain, Maladewa, Libya, Turki, dan Indonesia. [gun]