WahanaNews.co, Istanbul - Pada Selasa (2/1/2024) kemarin, Turki menangkap 34 orang yang diduga sebagai mata-mata Mossad Israel. Informasi ini disampaikan oleh beberapa sumber keamanan Turki.
Tersangka-tersangka ini diduga terlibat dalam kegiatan pengintaian, pengawasan, penyerangan, dan penculikan di Turki atas nama Mossad.
Baca Juga:
Erdogan Rencanakan Pembicaraan dengan Putin untuk Pulihkan Perjanjian Laut Hitam
Reuters melaporkan bahwa para mata-mata Israel ini diduga mengincar warga Palestina yang tinggal di Turki, termasuk beberapa pejabat dan anggota Hamas.
Seorang pejabat senior Turki memberitahu Reuters bahwa para tersangka ini juga terlibat dalam penyebaran berita palsu dan disinformasi, melakukan perampokan, serta pemerasan atas perintah dari Mossad Israel.
Pejabat tersebut juga menyatakan bahwa Mossad melakukan perekrutan agen-agen di Turki dengan menargetkan warga negara Turki.
Baca Juga:
Erdogan Cap PM Israel Netanyahu Sebagai 'Tukang Jagal Gaza'
"Badan Intelijen Israel merekrut personel untuk digunakan dalam tindakan terhadap warga Palestina yang tinggal di negara kami dan keluarga mereka," kata pejabat tersebut.
Puluhan terduga mata-mata Israel ini berhasil ditangkap usai otoritas Turki melakukan penggerebekan serentak di 57 lokasi di 8 provinsi.
Otoritas masih berusaha mencari 13 tersangka lainnya, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Pejabat Turki menyebutkan bahwa Mossad menggunakan media sosial untuk menjalin kontak dan menggunakan pesan terenkripsi guna menjaga komunikasi dengan para kontak.
Penangkapan ini terjadi setelah Biro Investigasi Terorisme dan Kejahatan Terorganisir Kantor Kejaksaan Istanbul melakukan penyelidikan terfokus pada spionase atau mata-mata internasional.
Peristiwa penangkapan ini juga terjadi dalam konteks perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza yang masih berlangsung sejak 7 Oktober.
Pejabat Turki telah memberikan peringatan serius kepada Israel mengenai konsekuensi yang mungkin timbul jika Israel mencoba memburu anggota kelompok Hamas yang tinggal di luar wilayah Palestina, termasuk di Turki.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menilai bahwa Israel melakukan kesalahan jika berani melangkah demikian.
Sejauh ini, Turki dan Malaysia memiliki pandangan yang berbeda dengan negara-negara Barat terkait penilaian terhadap Hamas.
Turki dan Malaysia membela aksi Hamas yang dianggap sebagai upaya untuk mempertahankan wilayahnya di Jalur Gaza Palestina.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]