WahanaNews.co | Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Sabtu (28/5/2022) mengkonfirmasi kesiapan Moskow untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Kiev.
"Perhatian khusus diberikan pada keadaan di jalur negosiasi, yang dibekukan karena Kiev. Vladimir Putin menegaskan Rusia terbuka untuk melanjutkan dialog," sebut pernyataan Kremlin, seperti dikutip dari kantor berita TASS.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumatera Utara Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden Dan Wapres RI
Putin, dalam percakapan telepon dengan Macron dan Scholz, juga menekankan bahaya menyuplai Ukraina dengan senjata buatan Barat.
"Presiden Rusia juga menyoroti masalah suplai berbahaya yang sedang berlangsung di Ukraina dengan senjata Barat, memperingatkan risiko destabilisasi lebih lanjut dari situasi dan memperburuk krisis kemanusiaan," kata pernyataan itu.
Sementara menurut Putin, masalah dengan pasokan makanan disebabkan oleh sanksi anti-Rusia dan kesalahan lain dari Barat.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumut Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden dan Wapres RI
"Berdasarkan data spesifik, Vladimir Putin menjelaskan alasan sebenarnya dari kesulitan pasokan makanan, yang merupakan akibat dari kebijakan ekonomi dan keuangan yang salah arah dari negara-negara Barat, serta sanksi anti-Rusia yang mereka kenakan," lanjut pernyataan itu.
Kremlin mencatat, "Rusia siap membantu menemukan opsi untuk ekspor biji-bijian tanpa hambatan, termasuk ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam".
"Meningkatkan pasokan pupuk dan produk pertanian Rusia juga akan membantu mengurangi ketegangan di pasar pangan global, yang tentu saja memerlukan penghapusan pembatasan yang relevan. Para pemimpin sepakat untuk melanjutkan kontak," kata pernyataan itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sebelumnya mengatakan, krisis pangan global terjadi jauh sebelum dimulainya operasi militer di Ukraina, karena faktor-faktor seperti pandemi, dan salah perhitungan negara-negara Barat.
Pada saat yang sama, Lavrov menambahkan bahwa situasi saat ini telah memperburuk masalah, dan sanksi Barat telah menjadi salah satu alasan utama terganggunya pasokan makanan, yang memperburuk krisis.[gab]