WahanaNews.co | Kapal perang terbesar Australia HMAS Adelaide dilaporkan mengalami insiden mati listrik saat mengirim bantuan kemanusiaan ke Tonga.
Sumber dari kapal HMAS Adelaide mengatakan kepada ABC News, kapal tersebut sempat terdampar selama beberapa waktu karena mati listrik total, termasuk listrik cadangan.
Baca Juga:
Diam-diam Bela Iran, Rusia Kerahkan Kapal dengan Rudal Supersonik
Menurut beberapa kru kapal, banyak dari mereka yang harus tidur di dek atas karena masalah listrik ini.
Komandan HMAS Adelaide, Kapten Stuart Watters, dalam sebuah email mengatakan kini kapal yang dikenal sebagai dermaga pendaratan helikopter itu telah beroperasi lagi setelah Departemen Teknis Kelautan membantu proses pemulihan.
Meski begitu, masih ada sejumlah fitur yang belum 100 persen pulih kembali.
Baca Juga:
TNI Kerahkan Kapal Perang Bikin Kocar-Kacir Pasukan Musuh
"Kami masih memiliki masalah dengan komunikasi eksternal dan tetapi kami ingin memastikan Anda tahu semua bahwa seluruh orang yang berada di kapal aman," ucap Waters.
"Kami ingin berterima kasih kepada tim teknis atas kerja keras mereka di kondisi panas dan sulit ini, membuat kami bisa menyelesaikan tugas kami, pun juga mengembalikan layanan dan komunikasi."
Sementara itu, Menteri Perdagangan Australia, Dan Tehan, mengatakan situasi ini telah ditangani dengan tepat.
"Pihak (Kementerian Pertahanan) akan memastikan ada pemeriksaan keselamatan tepat yang dilakukan untuk seluruh personel di Adelaide," ujar Dan seperti dikutip ABC News.
"Keselamatan mereka sangat penting, dalam pemikiran kami, kala mereka menangani masalah ini."
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Australia masih belum merespons permintaan komentar yang diajukan ABC News.
Pekan lalu, HMAS Adelaide akhirnya diizinkan mendarat di Tonga untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Padahal, beberapa kru kapal terdeteksi positif Covid-19 tak lama setelah mereka berangkat dari Australia.
Selain Australia, Selandia Baru juga mengirimkan kapal perang mereka untuk membantu masyarakat Tonga.
Kapal maritim Selandia Baru HMNZS Aotearoa dikerahkan untuk membawa 250.000 liter air dan mampu memproduksi 70.000 air per hari lewat fasilitas desalinasi.
Gunung bawah laut di Tonga sempat erupsi pada 14 Januari lalu.
Akibat erupsi ini, wilayah Tonga tertutup abu vulkanik, membuat masyarakat di sana terancam kekurangan air bersih dan bahan pangan.
Menurut prediksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 80 persen populasi Tonga terdampak oleh bencana ini. [rin]