WahanaNews.co | Bos sekaligus pendiri pasukan bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menjawab soal tuduhan bahwa dirinya berencana melancarkan kudeta terhadap Presiden Vladimir Putin.
Ia membantah tuduhan itu karena pasukannya kekurangan personel untuk melakukan kudeta semacam itu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sebaliknya, Prigozhin mengatakan pasukan militer di bawah Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Soigu, justru mampu melancarkan kudeta dengan jumlah personel di pasukannya yang amat banyak.
Belakangan, Prigozhin kerap membocorkan kelemahan pasukan Rusia di medan perang. Ia bahkan tak segan mengejek para komandan militer Rusia yang dianggap tak becus menjalankan strategi perang.
Meski begitu, Prigozhin membantah rumor soal rencana kudeta tersebut. Ia bahkan menyebut pasukan Wagner tak cukup kuat untuk memulai pemberontakan jumlah pasukannya yang tak memenuhi syarat itu.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Ia juga mengklaim Wagner punya hubungan baik dengan Putin. Ia justru menyiratkan bahwa Menhan Rusia Sergei Shoigu yang bisa melakukan kudeta karena memiliki akses ke Pasukan Khusus Rusia, demikian dilaporkan Business Insider.
Dalam pernyataannya di Telegram, Prigozhin menegaskan bahwa ia hanya menginginkan reformasi di Rusia. Ia tak ingin revolusi seperti yang diharapkan banyak pihak.
Prigozhin bereaksi setelah mantan komandan separatis di wilayah timur Ukraina, Igor Girkin, menuduhnya bakal melakukan kudeta terhadap Putin.
Girkin mengatakan penghinaan yang dilakukan Prigohin terhadap pejabat tinggi Rusia dalam video yang penuh sumpah serapah menunjukkan bahwa dia berencana merebut kekuasaan.
"Upaya kudeta telah diumumkan. Apa yang akan terjadi selanjutnya, saya tidak tahu, terutama karena Wagner segera ditarik ke pangkalan belakang. Bahaya kudeta yang menjulang sudah jelas," kata Girkin.
Wagner selama ini diprediksi punya sekitar 50 ribu prajurit yang bertempur di Ukraina. Menurut para pejabat AS, lebih dari 30 ribu prajurit kelompok tentara bayaran itu tewas sejak invasi Rusia di Ukraina.
Prigozhin sejak lama menuduh para pemimpin militer Rusia, termasuk Shoigu, gagal mendukung pasukannya di medan perang. Ia juga secara tidak langsung mengkritik Putin dalam beberapa pernyataannya sehingga memicu pertanyaan mengenai kesetiaannya.[eta]