WahanaNews.co, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov menuntut pembebasan sandera yang ditahan di Gaza melalui panggilan telepon pada Minggu dan Senin dengan Hamas dan faksi Palestina lainnya, kata kementerian luar negeri Rusia.
Pernyataan itu menyusul serangkaian pertemuan dan panggilan telepon antara Presiden Vladimir Putin dan para pemimpin Timur Tengah dalam sepekan terakhir.
Baca Juga:
Lebanon di Ambang Perang, Israel Lancarkan Serangan Udara Terbesar Sejak 2024
Kementerian tersebut mengatakan percakapan Bogdanov menyoroti situasi militer dan kemanusiaan di Gaza, dan Rusia "menegaskan posisi prinsipnya mengenai perlunya menghentikan permusuhan dan segera menyelesaikan semua masalah kemanusiaan yang muncul, termasuk pembebasan sandera".
Pernyataan itu tidak menjelaskan apakah Rusia mengupayakan pembebasan semua sandera yang ditangkap oleh Hamas selama serangan mereka pada 7 Oktober di Israel selatan atau hanya pembebasan warga negara Rusia di antara mereka.
Pejabat tersebut berbicara dengan tokoh-tokoh senior di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Uni Demokratik Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina, dan Hamas.
Baca Juga:
3 Negara Ini Masuk Daftar Wisata Luar Negeri dengan Risiko Tinggi di 2025
Bogdanov menekankan perlunya memulihkan persatuan Palestina "dalam kerangka PLO" dan menegaskan kembali dukungan Moskow terhadap negara Palestina untuk hidup berdampingan bersama Israel, kata pernyataan itu.
Rusia pada Minggu menyerukan misi pemantauan internasional untuk pergi ke Gaza dalam rangka menilai situasi kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Moskow mengecam keras serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, tetapi tidak dapat diterima Israel menggunakan hal tersebut sebagai pembenaran atas "hukuman kolektif terhadap jutaan rakyat Palestina dengan bombardemen tanpa pandang bulu".