Kluge menegaskan, bukan mandat WHO untuk mengaitkan serangan-serangan tersebut dengan aktor atau pelakunya.
WHO hanya memverifikasi bahwa serangkaian serangan itu telah terjadi.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
Kluge mengungkapkan, WHO telah mengirimkan lebih dari 185 ton pasokan medis ke daerah-daerah yang paling terdampak pertempuran di Ukraina.
Suplai itu menjangkau atau membantu setengah juta warga di sana.
Pada Rabu (6/4/2022) lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuduh Rusia memblokir akses kemanusiaan ke Mariupol.
Baca Juga:
Dirugikan Perang, Miliarder Ukraina Bakal Tuntut Rusia
Hal itu dilakukan karena Moskow disebut hendak menyembunyikan bukti terbunuhnya ribuan warga di sana.
Yunani telah mengumumkan akan meminta Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang di Mariupol.
“Yunani akan meminta pengadilan internasional di Den Haag untuk menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan di Mariupol. Yunani memiliki ketertarikan khusus untuk Mariupol karena keberadaan 100 ribu lebih komunitas Yunani di sana,” kata Menteri Luar Negeri Yunani, Nikos Dendias, Kamis (7/4/2022).