"Ada beberapa teman yang mungkin kurang info, entah karena tidak lihat informasi atau tidak kooperatif jadinya tidak dapat surat suara. Dia baru ngomong ketika WNI lain sudah mengonfirmasi menerima surat suara. Cuma saya enggak tahu lanjutannya gimana, cuma (dia) sudah dikasih kontak PPLN Tokyo," ujar Ifa.
Sementara itu, seorang WNI lainnya yang tinggal di Tokyo, Zahra Rabbiradlia, juga mengatakan sudah mencoblos, baik pasangan calon presiden-wakil presiden maupun calon legislatif.
Baca Juga:
Bawaslu Sleman dan BPJS Ketenagakerjaan Tanda Tangani Kerjasama Lindungi Pengawas Pemilu
Pemilu 2024 menjadi yang pertama bagi diaspora yang berdomisili di Yokohama itu menggunakan hak pilih di luar negeri.
"Pasti dari vibes-nya beda, sudah pasti kalau di Jepang enggak terlalu ramai. Tapi, karena Pemilu kali ini ada keinginan buat riset sana-sini, jadi literasi politik aku better dari sebelumnya," katanya kepada .
Dia mengaku telah mempelajari para kandidat baik di level presidensial maupun legislatif dari berbagai sumber, terutama media sosial.
Baca Juga:
Bawaslu Gorontalo Gelar Apel Perdana Pengawasan Kampanye Pemilihan Serentak 2024
Menurut dia, karakter pemilih saat ini, yang sebagian besar kaum muda, semakin ingin tahu akan gagasan para kontestan pemilu yang akan menentukan masa depan Indonesia lima tahun ke depan.
"Kalau di 2019 itu ada isu agama, aku malas mengikutinya. Kalau sekarang strateginya menyasar kaum muda lewat live TikTok meskipun ada yang gimmick, joget-joget, gagasannya tetap dijual," katanya.
Sama seperti Ifa, Zahra memilih menggunakan hak suara melalui pos karena faktor jarak serta harus mengurus ketiga buah hatinya.