WahanaNews.co, Jakarta - Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Jepang telah memulai proses menggunakan hak suara mereka dalam Pemilihan Umum 2024 pada hari ini, Minggu (21/01/24).
WNI asal Sulawesi Selatan, Siti Arifah, mengatakan dia dan WNI lainnya di Prefektur Ishikawa telah menerima surat suara via pos sejak pekan lalu. Perempuan yang akrab disapa Ifa itu menuturkan dia juga sudah mencoblos dan mengembalikan surat suara ke Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) KBRI di Jepang.
Baca Juga:
Bawaslu Sleman dan BPJS Ketenagakerjaan Tanda Tangani Kerjasama Lindungi Pengawas Pemilu
Dilansir CNNIndonesia, Ifa bercerita bahwa ini merupakan pemilu pertamanya di luar negeri. Ia merasa proses dan suasananya sangat berbeda dengan saat dirinya berada di Indonesia.
"Sepi banget, enggak ada rame-rame. Tau-tau terima surat suara di mailbox. Nyoblosnya juga saya pas sedang di ruang kelas kampus saja," ucap Ifa.
"Sama mungkin karena cepat banget ya (pencoblosannya), jadi orang-orang di Indonesia masih debat capres, masih persiapan, tapi saya sudah nyoblos aja di sini," papar Ifa menambahkan.
Baca Juga:
Bawaslu Gorontalo Gelar Apel Perdana Pengawasan Kampanye Pemilihan Serentak 2024
Ifa menuturkan gelaran hari pemungutan suara di Jepang berjalan lancar. Ia menuturkan WNI di sini diberikan pilihan apakah mau mencoblos ke TPS yang tersedia di setiap kantor perwakilan Indonesia di Jepang, atau melalui pos.
"Kalau di Prefektur Ishikawa tempat saya tinggal itu masuk wilayah kerja KBRI Tokyo jadi lumayan jauh (untuk nyoblos di TPS). Alhamdulillah tim PPLN Jepang tanggap jadi mereka sudah prepare macam-macam dari beberapa bulan lalu. Jadi karenanya saya dan teman-teman WNI sudah dapat informasi jadinya lancar," ujar mahasiswi tersebut.
Meski begitu, perempuan yang sudah tinggal di Jepang selama tiga tahun itu menuturkan ada beberapa teman WNI yang tidak menerima surat suara via pos lantaran telat mengonfirmasi atau tidak mendapat informasi yang cukup.
"Ada beberapa teman yang mungkin kurang info, entah karena tidak lihat informasi atau tidak kooperatif jadinya tidak dapat surat suara. Dia baru ngomong ketika WNI lain sudah mengonfirmasi menerima surat suara. Cuma saya enggak tahu lanjutannya gimana, cuma (dia) sudah dikasih kontak PPLN Tokyo," ujar Ifa.
Sementara itu, seorang WNI lainnya yang tinggal di Tokyo, Zahra Rabbiradlia, juga mengatakan sudah mencoblos, baik pasangan calon presiden-wakil presiden maupun calon legislatif.
Pemilu 2024 menjadi yang pertama bagi diaspora yang berdomisili di Yokohama itu menggunakan hak pilih di luar negeri.
"Pasti dari vibes-nya beda, sudah pasti kalau di Jepang enggak terlalu ramai. Tapi, karena Pemilu kali ini ada keinginan buat riset sana-sini, jadi literasi politik aku better dari sebelumnya," katanya kepada .
Dia mengaku telah mempelajari para kandidat baik di level presidensial maupun legislatif dari berbagai sumber, terutama media sosial.
Menurut dia, karakter pemilih saat ini, yang sebagian besar kaum muda, semakin ingin tahu akan gagasan para kontestan pemilu yang akan menentukan masa depan Indonesia lima tahun ke depan.
"Kalau di 2019 itu ada isu agama, aku malas mengikutinya. Kalau sekarang strateginya menyasar kaum muda lewat live TikTok meskipun ada yang gimmick, joget-joget, gagasannya tetap dijual," katanya.
Sama seperti Ifa, Zahra memilih menggunakan hak suara melalui pos karena faktor jarak serta harus mengurus ketiga buah hatinya.
Ia merasa sudah mantap menentukan pilihan dan mengajak para WNI di Negeri Sakura yang belum menggunakan hak suara untuk mencoblos sesuai hati nurani melalui pos maupun tempat pemungutan suara (TPS).
"Suara kita begitu berpengaruh. Jangan sampai hilang dan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang mempermainkan suara kita," katanya.
WNI lainnya di Jepang, Aisar, menilai tahun ini tensi serta gesekan tidak terlalu tinggi karena terdapat tiga pasangan capres-cawapres ketimbang hanya dua di Pemilu 2019.
"Tahun ini kayaknya adem-adem aja ya, karena paslonnya ada tiga. Beda dengan sebelumnya hanya ada dua, itu sempat 'panas'," ujarnya.
Di Pemilu 2019, WNI yang bermukim di Tokyo itu memilih lewat TPS. Namun, pada tahun ini ia memilih lewat pos karena alasan kepraktisan.
"Ya, saya sudah mencoblos. Kalau capres gampang ya, pilihannya cuma tiga. Yang pileg ini banyak banget dan surat suaranya besar. Saran saya buat yang memilih di TPS, cari tahu dulu khawatir bingung pas buka di bilik suara," katanya.
Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU), periode pencoblosan di luar negeri lewat pos dimulai sampai 14 Februari mendatang.
Sementara itu, pemilihan di TPS juga akan dilaksanakan pada Minggu (11/2) mendatang. Meski pemilu di luar negeri lebih dahulu berlangsung, untuk penghitungan suara serentak akan berlangsung pada 14-15 Februari 2024.
Berdasarkan data Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Tokyo, total terdapat 29.434 pemilih yang terdiri dari 18.334 laki-laki dan 11.100 perempuan. Sementara itu, pemilih yang akan mencoblos di TPS ada sebanyak 2.847 orang dan 26.587 pemilih lainnya mencoblos lewat pos.
Terkait pengawalan proses Pemilu 2024 serta pengawasan, baik PPLN Tokyo maupun Panwaslu Tokyo belum memberikan tanggapan.
Sebelumnya, Bawaslu mengimbau 60 titik Panwaslu di luar negeri untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan aman dan tanpa adanya kecurangan.
Panwaslu LN diminta untuk mewaspadai adanya kemungkinan pemilih yang menggunakan hak suaranya dua kali karena pemungutan suara dilakukan lebih awal.
[Redaktur: Sandy]