WahanaNews.co | Zambia ingin belajar penanganan bencana dari Indonesia.
Wakil Presiden Zambia Mutale Nalumango mengatakan, meskipun merupakan sebuah negara yang kerap terjadi bencana, namun Indonesia mampu menangani hal tersebut dengan baik.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
“Kami bisa katakan kami harus belajar dari Indonesia. Sebab, Indonesia mampu menangani berbagai bentuk bencana. Bagi kami hal itu seperti banjir, gempa, dan kekeringan. Ini adalah berbagai jenis bencana yang kerap kami alami baru-baru ini. Hal ini menyebabkan warga tidak memiliki makanan yang cukup dan lain sebagainya,” ujar Nalumango di sela-sela penyelenggaraan Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) ke – 7, Rabu (25/05/2022) sore di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali.
Menurut Nalumango kemampuan Indonesia dalam penanganan bencana didukung dengan sistem peringatan dini yang mumpuni.
“Sistem peringatan dini yang ada di Indonesia sangat menakjubkan, merupakan suatu elaborasi, komprehensif. Kami masih belum mengetahui (bencana) hingga hujan turun dan menyebabkan banjir. Sehingga, Anda harus bergerak cepat menyelamatkan warga dari banjir. Namun, di Indonesia Anda memiliki kemampuan untuk memberitahu (bencana yang akan terjadi),” jelasnya.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Keinginan Zambia belajar dari Indonesia mengenai penanganan bencana juga didasari adanya perubahan iklim, yang memberikan dampak signifikan terhadap terjadinya bencana di negara itu.
“Itulah mengapa kami di sini, untuk belajar dan berbagi. Sebab, misalnya saja masalah mengenai iklim sangat tidak dapat diprediksi karena adanya perubahan iklim."
"Kami tidak harus menunggu hingga bencana terjadi kepada kami. Kami ingin bersiap untuk menjadi tangguh. Sehingga, kami bisa menghentikan bencana yang kerap terjadi. Kami mampu melakukan persiapan yang cukup,” kata Wakil Presiden Zambia.
“Sehingga, dampak kepada masyarakat dan mata pencaharian bisa ditekan. Sebab, itu bisa berdampak kepada wabah penyakit, kita pernah memiliki COVID-19. Kami ingin belajar untuk menjadi tangguh sehingga hidup bisa berlanjut,” sambungnya.
Meski, telah memiliki sistem tersendiri terkait kebencanaan, namun Nalumango menyebut hal itu belum sepenuhnya memadai di Zambia.
“Bencana yang kami miliki terkait gempa dimana kami tentunya tidak bisa membandingkannya dengan Indonesia. Tetapi, kami mengelola dengan cara pertama-tama adalah melakukan mitigasi. Saat ini kami melakukannya melalui peringatan dini, dengan berbagai sistem yang mereka letakkan di tempat sebagai peringatan dini nasional. Hal itu belum cukup,” tandas Mutale Nalumango. [rin]