WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta komitmen jaminan keamanan jangka panjang hingga 50 tahun kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Permintaan tersebut disampaikan dalam pertemuan keduanya yang berlangsung di Florida, Amerika Serikat, pada Minggu (28/12/2025).
Baca Juga:
Presiden Ukraina Minta Trump Dukung Paket Sanksi Baru untuk Rusia
Dalam pertemuan itu, Zelenskyy juga membuka peluang untuk melakukan dialog langsung dengan Rusia.
Namun, ia menegaskan bahwa langkah tersebut hanya bisa ditempuh apabila Ukraina bersama negara-negara Eropa terlebih dahulu menyepakati kerangka kerja perdamaian yang jelas dan menyeluruh.
Saat ini, proposal perdamaian berisi 20 poin yang diinisiasi oleh Trump baru mencantumkan jaminan keamanan selama 15 tahun.
Baca Juga:
Volodymyr Zelenskyy Kritik Witkoff, Sebut Pernyataannya Sebarkan Narasi Rusia
Menanggapi hal tersebut, Zelenskyy menyatakan akan menggelar pertemuan dengan para pemimpin Eropa guna membahas dan mengevaluasi usulan tersebut secara lebih mendalam.
Zelenskyy menekankan bahwa setiap kesepakatan damai yang dihasilkan harus mendapatkan legitimasi langsung dari rakyat Ukraina melalui referendum nasional yang dilaksanakan selama masa gencatan senjata.
Menurutnya, kondisi tersebut masih sulit terwujud karena Moskow belum menunjukkan sikap yang mendukung penghentian konflik.
“Rusia jelas-jelas tidak menginginkan gencatan senjata saat ini,” ujarnya dikutip CNBC, Selasa (30/12/2025).
Sebelumnya, Trump menyampaikan bahwa pembicaraannya dengan Zelenskyy berlangsung positif, meskipun ia mengakui masih terdapat persoalan krusial yang sulit diselesaikan.
“Masalah tanah (territorial),” jawabnya singkat saat ditanya wartawan.
Trump menjelaskan bahwa sebagian wilayah Ukraina telah dikuasai Rusia, sementara wilayah lainnya berpotensi direbut jika konflik berlanjut.
“Sebagian lagi masih bisa diambil alih, sehingga lebih baik segera mencapai kesepakatan,” ucapnya.
Di sisi lain, Rusia melalui pemerintahannya menuntut Ukraina untuk sepenuhnya menyerahkan wilayah Donbas yang sebagian besar saat ini berada di bawah kendali Moskow.
Hingga kini, Rusia juga tetap menolak usulan pemberian jaminan keamanan bagi Kyiv.
Masih belum dapat dipastikan apakah Zelenskyy akan bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin apabila kesepakatan damai disetujui secara prinsip.
Sebelumnya, kedua pemimpin sama-sama menyatakan keengganannya untuk menggelar pertemuan tatap muka.
Trump diketahui telah melakukan komunikasi via telepon dengan Putin terkait proposal perdamaian tersebut.
Namun, ia menilai Rusia belum menunjukkan dukungan terhadap gencatan senjata yang diperlukan untuk memungkinkan pelaksanaan referendum di Ukraina.
Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengaku belum memperoleh informasi mengenai hasil pertemuan antara Trump dan Zelenskyy.
“Presiden Rusia dan Presiden AS akan kembali berkomunikasi setelah ini dan kami akan menyampaikan hasil pembicaraannya,” ujarnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]