WahanaNews.co, Jakarta - Kolesterol tinggi adalah salah satu kondisi yang dapat memicu terjadinya beragam penyakit yang dapat mengancam nyawa.
Seseorang yang memiliki kolesterol tinggi memiliki risiko terkena penyakit seperti darah tinggi, penyempitan pembuluh darah, penyakit ginjal, serangan jantung, hingga stroke.
Baca Juga:
Waspadai 9 Ciri-ciri Kolesterol Tinggi Ini yang Sering Terabaikan
Tapi sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan kolesterol tinggi? Secara umum, kolesterol terbagi menjadi dua jenis, yakni kolesterol high-density lipoprotein (HDL) dan kolesterol low-density lipoprotein (LDL).
Kolesterol HDL adalah jenis kolesterol yang bertugas mencegah terjadinya penumpukan lemak pada pembuluh darah. Karenanya, kolesterol HDL juga sering disebut dengan kolesterol 'baik'. Sementara, kolesterol LDL merupakan penyebab utama terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga kerap disebut sebagai kolesterol 'jahat'.
Seseorang dikatakan memiliki kolesterol tinggi ketika jumlah total kolesterol dan kolesterol LDL dalam tubuh melebihi batas normal. Dikutip dari Cleveland Clinic, batas normal total kolesterol adalah di bawah 200 miligram/desiliter (mg/dL). Sementara, kadar kolesterol LDL yang normal adalah di bawah 100 mg/dL.
Baca Juga:
Waspada Xanthoma, Kelainan Kulit Akibat Kolesterol
Ciri-ciri Kolesterol Tinggi
Kolesterol tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala. Akibatnya, banyak orang dengan kolesterol tinggi tidak menyadari memiliki kondisi tersebut hingga mengalami komplikasi yang lebih serius. Hal itulah yang membuat kolesterol tinggi mendapat julukan 'silent killer'.
Kendati demikian, orang yang memiliki kolesterol tinggi bisa mengalami gejala dari penyakit yang disebabkan oleh kolesterol tinggi, seperti darah tinggi, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Dikutip dari berbagai sumber, berikut sejumlah ciri-ciri kolesterol tinggi yang patut diwaspadai.
1. Nyeri dan Kram di Kaki
Ketika kadar kolesterol dalam tubuh terlalu tinggi, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penumpukan lemak di pembuluh darah. Seiring waktu, kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan mengakibatkan kaki kerap mengalami nyeri atau kram.
Kondisi ini dikenal juga dengan istilah klaudikasio intermiten. Biasanya, nyeri atau kram muncul ketika melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan.
2. Berjalan tidak stabil
Penumpukan lemak di pembuluh darah akibat kolesterol juga bisa menyebabkan seseorang sulit menjaga keseimbangan saat berdiri atau berjalan. Ini terjadi ketika penumpukan terjadi pada pembuluh arteri yang mengalirkan darah menuju otak.
Akibatnya, jaringan dan sel-sel otak bisa mengalami kerusakan dan kematian. Jika hal tersebut terjadi pada otak kecil, bagian yang mengatur koordinasi dan gerakan, maka dapat membuat seseorang kesulitan menyeimbangkan tubuhnya.
3. Xanthoma
Xanthoma adalah penumpukan lemak yang terjadi pada kulit. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya benjolan-benjolan pada area tubuh seperti kelopak mata, persendian seperti siku atau lutut, tangan, kaki, dan pantat. Benjolan akibat xanthoma biasanya memiliki warna kekuningan.
4. Pegal di Tengkuk atau Pundak
Kolesterol tinggi juga dapat memicu penyakit jantung koroner. Kondisi ini terjadi ketika penumpukan plak terjadi pada pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung.
Gejala penyakit jantung koroner dapat berupa nyeri di beberapa bagian tubuh, seperti tengkuk, pundak, dada, punggung, hingga perut bagian atas.
5. Bicara tidak jelas
Ketika kolesterol menyebabkan penumpukan pada pembuluh darah yang menuju otak, maka hal ini dapat memicu risiko stroke. Salah satu gejalanya adalah kesulitan untuk berbicara dengan jelas.
Kondisi tersebut dikenal juga dengan istilah disartria. Ini terjadi ketika otot-otot yang digunakan untuk berbicara melemah sehingga sulit untuk dikendalikan.
[Redaktur: Sandy]