"Karena sekitar 30 persen bobot bayi ada di kepalanya, dengan leher yang belum mampu menopang kepala, secara biomekanik kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yang cukup," ungkap dokter di RS Mayapada ini.
Melihat kondisi inilah, bayi tidak direkomendasikan berpergian dengan sepeda motor terdapat risiko yang sangat tinggi seperti cedera kepala berat, perdarahan otak.
Baca Juga:
Viral Mantan Polisi di Labuhanbatu Tuding Kapolres Terima Suap, Kasusnya SP3
"Bayi diayun-ayun aja bisa risiko shaken baby syndrome, apalagi kalo naik motor," imbuhnya.
Selain itu, risiko lainnya yang dapat terjadi pada bayi adalah hipotermia, atau kedinginan.
Padahal bayi tidak boleh kedinginan.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Bayi dengan hipotermia risiko tinggi untuk mengalami gangguan pernapasan, metabolisme, sampai gangguan kesadaran.
Denta mengingatkan para orangtua agar lebih bijak ketika ingin mengajak bayi perpergian ke luar rumah.
Bayi boleh bepergian selama kondisi bayi sehat dan orangtua bisa mengatur mode, durasi, rute, maupun logistik yang optimal untuk kenyamanan dan keamanan bayi.