"Operasi ini terjadi dalam situasi yang unik, dengan latar belakang konflik di Timur Tengah, pada Hari Gencatan Senjata dan setelah seminggu perdebatan sengit mengenai protes dan kepolisian. Semua ini digabungkan untuk meningkatkan ketegangan masyarakat," kata Asisten Komisaris Polisi Matt Twist, seperti dikutip AFP, Minggu (12/11/2023).
Dia menambahkan “kekerasan ekstrem” yang dilakukan oleh para pengunjuk rasa adalah “luar biasa dan sangat memprihatinkan”.
Baca Juga:
Manchester United Juara Piala FA Usai Kalahkan Manchester City 2-1
“Mereka datang lebih awal, menyatakan mereka ada di sana untuk melindungi monumen, tetapi ada juga yang sudah mabuk, agresif dan jelas-jelas mencari konfrontasi,” lanjut dia.
“Pelecehan ditujukan kepada petugas yang melindungi The Cenotaph, termasuk teriakan ‘kamu bukan orang Inggris lagi’.”
Dia mengatakan sembilan petugas terluka pada hari Sabtu, dua di antaranya memerlukan perawatan rumah sakit karena patah siku dan diduga dislokasi pinggul.
Baca Juga:
Nenek di Inggris Diselidiki Gara-gara Sering Menang Lotre
Pawai dimulai setelah mengheningkan cipta selama dua menit di tugu peringatan perang The Cenotaph di pusat kota London.
Melansir Sindonews, para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina berwarna hitam, merah, putih dan hijau dan mengangkat tinggi-tinggi plakat yang menyatakan “Hentikan Pengeboman Gaza”.
Kembang api dilemparkan ke arah polisi, dan beberapa di antaranya mengenai wajah, di sekitar kawasan Westminster termasuk Lapangan Parlemen dan Whitehall.