Ganjar berharap, pasien yang datang RSUD Dr Moewardi mendapatkan pelayanan yang aman dan nyaman, dengan biaya yang terjangkau sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo.
Ganjar menuturkan, sekitar sebulan yang lalu Presiden Jokowi pernah menyampaikan dampak dari banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri. Fenomena ini mengakibatkan Indonesia kehilangan devisa hingga USD11,5 miliar atau setara Rp170 triliun per tahun.
Baca Juga:
Ramai Usulan Daerah Istimewa, DPR Singgung Risiko Ketimpangan
"Kita, minimal saya, merasakan apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tentang belanja kita untuk berobat ke luar negeri kan sampai ratusan triliun. Kenapa kemudian kita tidak menginvestasikan untuk kita sendiri. Ini salah satu yang kita coba respons dari apa yang disampaikan oleh Presiden," jelas Ganjar.
Laboratorium Stem Cell di RSUD Dr Moewardi memang bukan yang pertama di Jawa Tengah. Ganjar mengatakan, di Jawa Tengah sudah banyak terdapat dokter praktik dan laboratorium Stem Cell, misalnya di Semarang.
"Makanya Moewardi mencoba untuk memfasilitasi itu, sehingga nanti orang akan banyak datang memanfaatkan atau datang sharing untuk mengembangkan pengetahuan tentang ini," katanya.
Baca Juga:
Wali Kota Surakarta Tekankan Etos Kerja ASN Usai Libur Idul Fitri
Direktur RSUD Dr. Moewardi, Dr. dr. Cahyono Hadi, Sp.OG mengatakan, Gedung Tulip Radiologi Nuklir dan Onkologi Terpadu RSUD Dr. Moewardi terdiri dari 9 lantai.
Gedung yang menghabiskan biaya sekitar Rp 118 miliar ini, difungsikan untuk pelayanan rawat inap, rawat jalan, serta terapi radiologi nuklir dan onkologi.
Sementara Laboratorium Stem Cell yang dibangun dengan biaya Rp 11,2 miliar berada di lantai 5 Gedung Flamboyan RSUD Dr Moewardi. Laboratorium ini dibangun dengan tujuan memproduksi sel Punca.