WahanaNews.co | Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak kasus virus corona (Covid-19) karena sebaran mutasi Omicron Subvarian XBB di Indonesia dapat mencapai 20 ribu kasus per hari.
Budi menyebut prediksi itu didapatkan dengan melihat kondisi kenaikan kasus di Singapura yang disebabkan Omicron XBB.
Baca Juga:
RSCM Jakarta Catat Seejarah, Sukses Operasi Pasien Pakai Teknologi Robotik
Selain itu, ia menilai subvarian baru ini memiliki karakteristik tingkat kecepatan penularan seperti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang melanda Indonesia sekitar Juli-Agustus 2022 lalu.
"Kalau mengikuti pola Singapura seharusnya dalam satu bulan ke depan ini akan naik mendekati angka 20 ribu per hari, sama seperti bulan Agustus kemarin," kata Budi dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11).
Budi mengatakan berdasarkan riwayat kasus serupa di negara-negara lain, terlihat varian XBB maupun XBB 1 itu tingkat kematian dan keparahan penyakitnya lebih rendah dibandingkan subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.
Baca Juga:
Kasus Bullying PPDS, Menkes Minta Semua Fakultas Kedokteran Investigasi
Mantan Wakil Menteri BUMN itu lantas mengingatkan, saat BA.1 dan BA.2 melanda Indonesia, kenaikan kasus Covid-19 harian bahkan bisa mencapai rekor tertinggi yakni 64.718 kasus pada 16 Februari lalu. Sementara XBB menurutnya tak akan setinggi subvarian sebelumnya kendati transmisi kasus cepat terjadi.
Dengan demikian, Budi menyatakan pihaknya telah siap untuk menyiagakan fasilitas kesehatan di seluruh daerah guna menghadapi potensi gelombang Omicron BB ini lantaran telah belajar dari pengalaman yang 'parah'.
"Nah, rumah sakit kita kan [kapasitas] bisa 100 ribu. Jadi waktu kemarin Omicron bulan Januari-Februari hanya 20 ribu, yang kemarin (Juli-Agustus) hanya lima ribu. Jadi harusnya sih kapasitas kita masih ada," ujar Budi.
Dinkes DKI Klaim Situasi Covid di Ibu Kota Terkendali
Sementara itu, secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengklaim kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih terkendali di tengah tren peningkatan kasus belakangan ini.
"Saat ini terkendali, jadi kasus meskipun secara trennya ada peningkatan tetapi terkendali," kata Widyastuti ketika ditemui wartawan di kompleks DPRD DKI Jakarta, Selasa (8/11).
Ketika ditanya apakah ada keterkaitan antara tren peningkatan kasus Covid-19 dengan datangnya varian baru, ia hanya berpesan agar tetap menjaga protokol kesehatan.
"Ya poinnya tetap apapun jenis variannya, pesannya tetap adalah jaga prokes, jangan lupa akselerasi untuk cakupan booster," kata dia.
Sementara, perihal jumlah virus Covid-19 varian Omicron XBB yang ditemukan dari hasil tes Whole Genome Sequencing (WGS), ia menyebut pihaknya masih harus mengidentifikasi lagi pembeda dari masing-masing varian tersebut.
"Kami harus pastikan lagi karena sedang berproses. Kami harus identifikasi betul pembeda dari masing-masing varian tersebut," kata dia.
Perkembangan jumlah kasus konfirmasi virus corona di Indonesia mengalami tren peningkatan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 56,94 persen lebih tinggi dibandingkan temuan kasus sepekan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 25-31 Oktober, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 20.415 kasus. Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama 1-7 November, kasus konfirmasi Covid-19 naik menjadi 32.041 orang.
Tren peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 itu juga dibarengi dengan tren kenaikan pada kasus kematian warga akibat Covid-19. Selama periode 25-31 Oktober, kasus konfirmasi Covid-19 berjumlah 177 kasus, dan sepekan setelahnya bertambah menjadi 240 kasus atau meningkat sebanyak 35,59 persen.
Sementara itu khusus jumlah kumulatif kasus subvarian XBB dan XBB.1 di Indonesia bertambah menjadi 12 kasus per 3 November.
Dengan rincian sebaran, lima kasus ditemukan di DKI Jakarta, empat kasus di Sumatera Utara, dan tiga lainnya di Jawa Timur, Lampung, dan Kalimantan Barat. [afs]