WahanaNews.co | Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) bukukaan kasus harian virus Corona tertinggi akhir pekan
ini. Sabtu kemarin, WHO mencatat tambahan kasus baru Corona global dalam sehari,
yang mencapai 660.905 kasus.
Baca Juga:
COVID-19 Ngamuk di India, Kasus Melonjak Ribuan Persen dalam 3 Minggu
Dilansir AFP, Senin (16/11/2020) pada Jumat lalu kasus
harian secara global sebanyak 646.410 dalam satu hari, sebanyak 660.905 pada
hari Sabtu. Rekor ini sebelumnya melampaui jumlah tertinggi pada 7 November
lalu sebanyak 614.013 kasus baru.
Pada jumlah kasus pada Sabtu kemarin, WHO mencatat rekor
kasus harian tertinggi masih disumbangkan oleh Amerika. Kasus baru COVID-19
dilaporkan sebanyak 269.225 kasus.
Dalam setiap minggunya, pola kasus yang dilaporkan ke WHO
cenderung memuncak pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Kasus cenderung menurun
pada hari Selasa dan Rabu.
Baca Juga:
Korupsi Pengadaan APD: Eks Pejabat Kemenkes dan Dua Direktur Dipenjara
Menurut angka WHO, lebih dari 53,7 juta kasus Corona sejak
awal pandemi. Sebanyak 1,3 juta di antaranya meninggal dunia.
Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan pada
Jumat kemarin menegaskan bahwa "jalan masih panjang" untuk
mengendalikan virus Corona secara global.
Sebanyak 9.928 kematian dilaporkan ke WHO pada Kamis, 9.567
pada Jumat dan 9.924 pada Sabtu kemarin. Data ini mencatat kematian lebih dari
9.500 kasus selama tiga hari berturut-turut.
Jumlah kematian akibat Corona tertinggi tercatat paka 15
Agustus lalu yaitu sebanyak 10.012 kasus.
"Tidak ada negara yang mengatakan bahwa mereka cukup
siap untuk COVID-19, atau tidak memiliki pengalaman untuk dipelajari,"
kata Tedros Jumat (13/11) lalu saat menutup sidang tahunan WHO.
Saat menyambut kemajuan pesat vaksin yang aman dan efektif,
Tedros tetap memperingatkan bahwa "jalan kita masih panjang" dan
bersikeras bahwa virus dapat diatasi tanpa terobosan vaksin.
"Dunia tidak dapat meletakkan semua telurnya dalam
keranjang dan mengabaikan banyak alat lain yang kami miliki yang... efektif
untuk mengendalikan virus ini," kata Tedros.
"Virus ini sendiri tidak berubah secara signifikan, dan
juga tidak ada tingkatan yang diperlukan untuk dihentikan," sambungnya. [dhn]