WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tim medis yang bertugas di lokasi bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Tapanuli Utara menghadapi keterbatasan peralatan medis, khususnya alat suturing atau penjahitan luka.
Kebutuhan tersebut meningkat seiring banyaknya warga yang mengalami luka terbuka akibat terkena kayu, batu, seng, dan berbagai benda tajam yang terbawa arus banjir.
Baca Juga:
Bupati Kukuhkan Petani Milenial Tapanuli Utara, Saatnya Anak Muda Turun Tangan
Dokter gigi Puskesmas Simangumban, drg Riris Aprilia Pasaribu, menyampaikan bahwa kondisi di lapangan menuntut penanganan luka secara cepat dan tepat.
Namun, keterbatasan alat menjadi kendala dalam memberikan layanan optimal kepada para korban.
"Kita kekurangan alat untuk menjahit luka karena banyak yang terkena kayu, seng, benda tajam dan batu. Jadi butuh jarum jahit, alat suturing kita perlu dan betadin untuk luka," kata drg Riris Aprilia Pasaribu seperti dilaporkan RRI, Minggu (14/12/2025).
Baca Juga:
Bupati Taput Buka Penyisihan Balab Motorcross Dalam Rangka HUT ke- 80 Tapanuli Utara
Menurut Riris, untuk ketersediaan obat-obatan dasar saat ini masih mencukupi.
Meski demikian, ia berharap adanya dukungan tambahan dari Kementerian Kesehatan, terutama pengiriman obat-obatan dan vitamin guna menjaga daya tahan tubuh para pengungsi.
Selain luka fisik, keluhan kesehatan yang banyak dialami warga terdampak bencana antara lain gatal-gatal, demam, dan batuk.