Hill mengutip penelitian CDC pada 2020 lalu yang
memperlihatkan bahwa hanya 58 persen orang yang tahu bahwa cairan pemutih tidak
boleh dicampur dengan amonia. Campuran keduanya akan menciptakan gas beracun
yang berbahaya bagi paru-paru.
Sementara, 19 persen responden mencuci produk makanan dengan
pemutih yang berisiko merusak tubuh jika dikonsumsi karena bersifat toksik. Sebanyak
18 persen menggunakan pembersih rumah tangga atau cairan disinfektan pada kulit
telanjang, yang juga berisiko menyebabkan ruam dan luka bakar.
Baca Juga:
Jadi Pupuk serta Fungisida, Ini 5 Manfaat Susu untuk Tanaman dan Berkebun
"Metode disinfeksi dapat membuang-buang waktu atau
bahkan berisiko jika tidak dilakukan dengan tepat," ujar CDC dalam panduan
terbarunya.
Efektivitas metode disinfeksi permukaan patutnya dijadikan
alternatif pencegahan seperti gelombang ultrasonik, radiasi UV, dan cahaya biru
LED yang berpotensi menonaktifkan virus. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.