WahanaNews.co | Untuk mencegah berkembangnya flu burung menjadi pandemi baru, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong rencana pemberian vaksin flu burung terhadap unggas sebagaimana yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (World Organisation for Animal Health/WOAH).
“Menugaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama para pakar untuk dapat secara bersama merespon saran atau masukkan dari WOAH terkait pemberian vaksin flu burung tersebut,” ungkap Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (22/05/2023).
Baca Juga:
Inggris Diprediksi Bakal Hadapi Wabah Flu Burung dalam Skala Besar
Bamsoet berharap akan ada keputusan serta kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah RI dalam menanggapi dukungan pemberian vaksin flu burung pada unggas.
Bamsoet lebih lanjut meminta kepada pemerintah, melalui kelembagaan terkait, untuk menginstruksikan para pemangku kepentingan agar terus memantau perkembangan dan penyebaran flu burung di Indonesia.
“Mengingat strain H5N1 saat ini telah terdeteksi di sejumlah besar mamalia dan membunuh ribuan di antaranya, termasuk singa laut, rubah, berang-berang, dan kucing,” ujar Bamsoet.
Baca Juga:
Gempar, Seorang Wanita di Cina Meninggal Karena Flu Burung H3N8
Oleh karena itu, ia mendorong agar rencana pemberian vaksin flu burung terhadap unggas yang disarankan oleh WOAH dapat didukung oleh negara-negara lainnya.
Bamsoet berharap agar negara-negara lain dapat peduli dan turut bergabung dalam upaya pengendalian penyakit flu burung.
“Juga sebagai upaya dalam mencegah berkembangnya flu burung menjadi pandemi baru,” imbuh Bamsoet.
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan Bamsoet terhadap saran WOAH kepada pemerintah di berbagai negara untuk mempertimbangkan pemberian vaksin flu burung terhadap unggas.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Badan Keamanan Kesehatan Inggris pada Selasa (16/5) mengatakan bahwa telah mendeteksi kasus flu burung, virus influenza A (H5), pada dua orang.
Virus tersebut telah terdeteksi pada dua pekerja peternakan unggas, menyusul pengenalan program pengujian tanpa gejala untuk orang-orang yang telah melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
[Redaktur: Zahara Sitio]