WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat temuan menarik dari pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang berlangsung sejak 10 Februari 2025.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa jumlah peserta perempuan dalam program ini lebih banyak dibandingkan laki-laki.
Baca Juga:
Stroke Jadi Penyakit dengan Beban Biaya Kesehatan Tertinggi Ketiga di Indonesia
Hingga pertengahan Juni 2025, total partisipan CKG telah mencapai 8,2 juta orang.
Menkes menilai kesenjangan ini menjadi refleksi penting bagi kaum pria agar lebih peduli terhadap kondisi kesehatannya.
"Jadi ini adalah panggilan buat saya sendiri sebagai laki-laki untuk memberikan contoh agar kita juga harus mau hidup lebih sehat. Data menunjukkan bahwa usia hidup rata-rata wanita itu sudah di atas laki-laki," ujar Menkes dalam pernyataan di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Baca Juga:
Cek Kesehatan Gratis Siap Diterapkan di Sekolah, Targetkan 280 Juta Penduduk
Menurut Menkes, salah satu penyebab perempuan memiliki usia hidup yang lebih panjang adalah karena mereka lebih rutin menjalani pemeriksaan kesehatan.
"Saya rasa inilah penyebabnya salah satu (cek kesehatan). Karena kita laki-laki tidak serajin istri kita, anak kita yang perempuan, yang melakukan Cek Kesehatan Gratis," tambahnya.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan, menjelaskan bahwa sebanyak 9.552 puskesmas terlibat dalam pelaksanaan program CKG, mencakup sekitar 93 persen dari seluruh puskesmas di Indonesia.
Iwan memaparkan, data menunjukkan bahwa dua dari tiga peserta program CKG adalah perempuan, yakni sebanyak 5,36 juta orang. Sementara peserta laki-laki tercatat sebanyak 3,26 juta orang.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa separuh dari peserta CKG mengalami masalah kesehatan gigi.
Keluhan yang ditemukan mulai dari gigi berlubang, goyang, hilang, hingga kondisi gusi yang menurun, dengan kecenderungan meningkat seiring usia.
Menanggapi hal ini, Menkes Budi mengimbau masyarakat dari segala usia untuk tidak ragu memanfaatkan layanan puskesmas guna mendeteksi dini berbagai risiko kesehatan.
Ia menekankan pentingnya tindakan preventif dibanding pengobatan.
Ia juga memastikan bahwa masyarakat yang memiliki risiko penyakit seperti stroke, jantung, atau gangguan ginjal, tetap bisa mendapatkan penanganan lanjutan melalui fasilitas kesehatan, selama menjadi peserta aktif BPJS Kesehatan.
"Jauh lebih menyenangkan untuk kita hidup sehat daripada mengobati pada saat kita sakit. Kita harus menjaga diri kita agar selalu sehat," ucap Menkes.
"Jadi, jangan menunggu sampai sakit. Kemudian baru kita sehatkan kembali atau sembuhkan diri kita ke RS," pungkasnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]