WAHANANEWS.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memutuskan untuk menghentikan sementara izin edar produk makanan impor asal Cina, latiao, sebagai tindakan pencegahan setelah munculnya kasus keracunan pangan luar biasa (KLBKP) di berbagai wilayah Indonesia.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa langkah ini diambil berdasarkan laporan keracunan makanan yang menyerang anak-anak di sejumlah daerah.
Baca Juga:
Stop Sementara Peredaran Shine Muscat, BPKN: Prioritaskan Keselamatan Konsumen
"Kami menerima laporan adanya kasus keracunan akibat konsumsi latiao di tujuh wilayah, yaitu Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan," ujar Taruna dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, belum lama ini.
BPOM telah melakukan serangkaian uji laboratorium pada sampel produk latiao yang diduga menyebabkan KLBKP tersebut. Dari hasil pemeriksaan, BPOM menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus pada beberapa sampel produk latiao.
“Bakteri ini dapat menimbulkan gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah, yang sesuai dengan gejala yang dialami para korban,” jelasnya.
Baca Juga:
Residu Berbahaya Terungkap, BPOM Segera Periksa Anggur Shine Muscat
Selain pengujian sampel produk, BPOM juga melakukan inspeksi ke gudang importir dan distributor produk tersebut.
Taruna menambahkan bahwa pihaknya menemukan adanya pelanggaran terhadap Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CperPOB) oleh pihak importir dan distributor.
Saat ini, ada 73 merek latiao yang beredar di Indonesia, dan BPOM telah mengidentifikasi empat di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut.
Merek-merek yang terbukti terkontaminasi adalah Luvmi Hot Spicy Latiao, C&J Candy Joy Latiao, KK Boy Latiao, dan Lianggui Latiao.
Sebagai tindak lanjut, BPOM telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menghentikan penjualan latiao di platform digital.
“Kami juga meminta importir segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan produk-produk latiao kepada BPOM. Kami akan terus memantau pelaksanaan ini untuk memastikan kepatuhan mereka,” tegas Taruna.
BPOM juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memeriksa keamanan produk makanan yang akan dikonsumsi.
Taruna memberikan tips untuk memilih produk pangan yang aman dengan metode cek KLIK: kemasan, label, izin edar, dan kadaluarsa.
“BPOM akan terus memperketat pengawasan baik sebelum maupun setelah produk makanan beredar di pasaran,” pungkas Taruna.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]