WahanaNews.co | Autisme adalah gangguan perilaku dan interaksi sosial akibat kelainan perkembangan saraf otak.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit berkomunikasi, berhubungan sosial, dan belajar.
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Hadiri Peringatan HUT IDI ke-74
Apa sebenarnya penyebab gangguan autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) ini?
Banyaknya makanan yang terkontaminasi bahan kimia membuat anak dengan gangguan ASD semakin meningkat.
Gangguan semacam ini bahkan kian meningkat di negara-negara maju.
Baca Juga:
Kasus Dokter Aulia, Polisi: Pengakuan FK Undip-RS Kariadi soal Bully Permudah Penyelidikan
"Dewasa ini jumlah anak yang lahir dengan gangguan ASD semakin banyak. Terlebih di negara-negara maju. Salah satu sebabnya, semakin banyaknya makanan-makanan kotor yang terkontaminasi bahan kimia,” ungkap dr. Julia Lea Lestari, pada diskusi webinar Malang Autism Center pada Minggu (21/5/2023) bertemakan "Insightful Webinar Bersama Expert.”
Menurutnya, salah satu penyebab gangguan metabolisme yang menyebabkan gangguan ASD berasal dari konsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran.
Selain itu, lingkungan dan gaya hidup. Serta genetik manusia.
“Bersihkan lingkungan, hindari paparan logam berat dan lakukan diet CFGFSFFF (casein free, gluten free, sugar free). Serta lakukan rotasi makanan minimal empat hari, kenapa empat hari, karena untuk mendeteksi alergi makanan bisa dilakukan selama 72 jam,” jelasnya.
Dirinya menganjurkan orang tua agar memilih bahan makanan yang baik. Hindari buah dengan warna menarik dan tidak ada ulat, lantaran dipastikan mengandung pestisida dan bahan pengawet.
"Justru bahan-bahan tersebut sangat rentan dan menjadi toxic bagi anak-anak ASD,” ujarnya.
Melalui biomedis kedokteran atau kedokteran fungsional dikatakan dr. Julia menjadikan bagian dari sistem metabolisme tubuh manusia.
Dimana penanganan yang dilakukan bersifat individual yang difokuskan pada penyebab dari suatu penyakit.
“Tahapan yang dilakukan dengan mengenali kumpulan gejala. Orang tua atau keluarga yang di rumah, pasti mengenali apa saja gejala yang dialami. Ceritakan secara terbuka kepada dokter apa saja gejala yang dialami anak ASD,” paparnya.
Nantinya dokter akan mengenali jaringan metabolisme tubuh anak yang tidak seimbang, sebab memperbaiki metabolisme tubuh merupakan tugas dokter.
Dokter di sini akan membantu dengan memberikan supplement, obat antibiotik dan lainnya yang dibutuhkan tubuh.
“Jangan memberikan obat sendiri, karena bisa jadi tidak sesuai dengan dosis yang dibutuhkan tubuh,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]