WahanaNews.co | Seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr dr Vito A. Damay mengatakan, olahraga adalah cara terpenting dalam mencegah varises, karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung.
Vito menjelaskan bahwa varises, atau yang lebih tepatnya disebut penyakit vena kronis, adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi di pembuluh darah.
Baca Juga:
Resmi Dilantik, IDI Cabang Sikka Periode 2024-2027 Dipimpin Dokter Tedi, Berikut Susunan Kepengurusannya.!!
Contohnya, kata dia, gangguan tersebut berupa pengentalan darah, gangguan pada katup sehingga jantung tidak dapat menarik darah dari kaki.
"Nah yang kedua, didorong oleh bantuan dari otot kaki, yang mendorong pompa tersebut kembali ke jantung," kata dia dalam "Kaki Bengkak saat Mudik atau Travelling? Kenali dan Atasi Varises" yang disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Jumat (5/4/2024).
Dokter itu menyebut bahwa apabila jarang berolahraga, sehingga betis jarang bergerak, maka kemampuan memompa darah otot kaki agar darah naik ke jantung berkurang.
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Hadiri Peringatan HUT IDI ke-74
Penyakit ini, ujarnya, sering menyerang orang yang berlama-lama duduk, seperti pekerja kantoran atau penyiar, bahkan orang yang dalam perjalanan panjang, semisal mudik.
Menurutnya, olahraga yang mudah dan manjur sebagai pencegahan adalah berjalan kaki, terutama power walking atau berjalan cepat.
Hal tersebut, ujarnya, membuat sirkulasi darah dari kaki ke jantung, serta jantung ke kaki, semakin baik.
"Dengan kita lakukan jalan 30 menit, kalau bisa 40 menit, itu lebih bagus lagi," katanya.
Dia menjelaskan, saat berjalan pun postur harus benar, agar pemompaan darah ke jantung optimal. Sebagai contoh, ujarnya, saat berjalan, kontraksi di betis harus dirasakan.
Apabila berjalan secara malas-malasan, tidak ada kontraksi, dan sirkulasi darah tidak dapat diperbaiki.
Menurutnya, postur berjalan yang benar adalah tumit yang mendarat ke tanah terlebih dahulu, baru diikuti ujung kaki yang mendorong badan ke depan.
Apabila tidak memungkinkan untuk berjalan, katanya, dapat melakukan ankle pumping ankle atau menggerak-gerakkan pergelangan kaki maju mundur seperti menginjak pedal gas mobil.
"Lalu dengan jinjit-jinjit. Kalau gak kuat sendiri karena kondisi kesehatan sendiri, atau gak bisa jenjit sendiri, boleh dibantu pegangan ke dinding, lalu kita jenjit-jenjit, ulang lagi biasa, jenjit lagi, napak lagi, jenjit lagi, napak lagi," katanya.
Menurutnya, apabila terjadi pembengkakan berulang, dapat terjadi komplikasi maka dapat terjadi komplikasi berupa peradangan atau inflamasi di bagian pembuluh darah kaki sampai ke kulit.
Hal tersebut, katanya, menyebabkan kulit berwarna kemerahan atau kebiruan, karena darah kotor yang seharusnya naik ke jantung tidak berhasil naik, sehingga tidak dapat ditukar dengan oksigen sehingga bersih kembali
Vito menilai, pencegahan lebih baik daripada mengobati, dan menangani atau mengobati lebih awal lebih baik daripada mengalami komplikasi.
[Redaktur: Zahara Sitio]