WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah kemudahan akses informasi yang kian cepat di era digital, muncul sebuah kebiasaan yang membahayakan kesehatan mental yaitu doomscrolling, yakni kebiasaan terus-menerus menggulir berita negatif di media sosial atau platform daring lainnya tanpa henti, fenomena yang makin dikenal sejak pandemi COVID-19 dan memiliki dampak psikologis signifikan.
Psikoterapis Tess Brigham, MFT, menjelaskan bahwa doomscrolling adalah tindakan menggulir artikel negatif secara tanpa kesadaran, sehingga secara berturut-turut membaca berita atau unggahan yang berisi hal-hal buruk, sebuah perilaku yang di Kanada disebut sebagai bagian dari “kepanikan media sosial.”
Baca Juga:
Tak Selalu Terlihat, Ini 7 Tanda Seseorang Menyimpan Niat Bunuh Diri
Terus-menerus terpapar berita negatif memicu respons fight or flight dalam tubuh yang meningkatkan hormon stres kortisol, berpotensi menyebabkan kecemasan berlebihan, stres kronis, bahkan memperparah gangguan kecemasan, sementara studi lain menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap berita buruk bisa meningkatkan risiko gangguan mental.
Selain itu, doomscrolling sebelum tidur mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur, sehingga menimbulkan insomnia dan kualitas tidur buruk yang berakibat pada kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan, sehingga sangat penting membatasi penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur.
Kebiasaan ini juga menguras energi emosional, mengganggu fokus dan produktivitas sehari-hari, serta memunculkan rasa tidak berdaya, sehingga menjaga kesehatan mental menjadi kunci penting bagi produktivitas optimal.
Baca Juga:
Merasa Terjebak dan Lelah Bekerja? Mungkin Anda Mengalami Burnout
Meskipun mengetahui dampak buruk doomscrolling, banyak orang tetap melakukannya karena merasa cara itu membuat mereka merasa memegang kendali di tengah ketidakpastian dunia, serta dorongan naluriah untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya demi bertahan hidup.
Namun, paparan berlebihan terhadap berita negatif justru memperparah kecemasan dan rasa tidak berdaya sehingga diperlukan cara yang lebih sehat untuk mengatasi kecemasan dan ketidakpastian.
Untuk menghentikan kebiasaan ini, disarankan mengenali saat mulai doomscrolling dan segera mengalihkan perhatian ke aktivitas lain, menetapkan batas waktu penggunaan media sosial maksimal 20 menit, serta mengganti konsumsi berita negatif dengan hal positif seperti menonton tayangan lucu atau membaca cerita inspiratif.