Selanjutnya, di Kabupaten Luwu Timur diperkirakan sebanyak 1.336 ekor hewan ternak babi diduga terinfeksi virus tersebut ditandai gejala klinis diare.
"Kasus di Luwu Timur itu di laporkan pada Maret lalu sebanyak 1.374 hewan babi yang sakit, dan 1.336 lainnya mati. Dan untuk wilayah Luwu Utara pada April dari laporan diperkirakan sebanyak 4.529 ekor hewan babi," ujar dia.
Baca Juga:
Jumlah Kasus DBD di Mukomuko Bertambah Menjadi 545 Orang
Kematian hewan babi tersebut berdasarkan hasil uji klinis dan tanda-tanda sebelum mati mengalami sakit dan tidak nafsu makan, disertai demam, pendarahan di hidung dan telinga, sesak nafas, feces encer (beringus) berwarna coklat kehitaman bahkan feces bercampur darah bila kondisinya sudah parah.
Guna mengantisipasi penyebaran penyakit AFS tersebut, telah dikeluarkan surat edaran Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 524.3/1262/Disnak-Keswan tanggal 7 Februari 2023 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit.
"Tim kami terus berkoordinasi bergerak bersama dinas terkait dari pemerintah daerah yang terdampak. Langkah dilakukan pengambilan sampel, pengawasan lalulintas pengiriman hewan serta penyemprotan disinfektan secara berkala di lingkungan kandang," jelasnya
Baca Juga:
Ini 7 Penjelasan Ilmiah Kenapa Tidak Dianjurkan Makan Daging Babi
"Termasuk segera memisahkan hewan sakit dan bangkainya ke tempat lain. Kita juga mengimbau masyarakat segera melaporkan bila menemukan hewan sakit dengan tanda klinis tadi ataupun mati secara mendadak," tutupnya menekankan.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.