WahanaNews.co | Komisi B bidang E membidangi Perekonomian dan Ketahanan Pangan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulsel segera bergerak melakukan penanganan dan antisipasi wabah African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika agar tidak menyebar ke daerah lain.
"Kami sudah sampaikan kepada dinas terkait agar segera menindaklanjuti adanya fenomena itu untuk diantisipasi secepatnya," pungkas Ketua Komisi B DPRD Sulsel Firmina Tallulembang di Makassar, Senin (15/05/2023).
Baca Juga:
Jumlah Kasus DBD di Mukomuko Bertambah Menjadi 545 Orang
Menurut dia, dari laporan yang diterima, virus atau flu babi tersebut sudah sampai ke beberapa wilayah termasuk Toraja, walaupun angka kematian hewan babi belum signifikan, namun harus ada langkah pencegahan demi menekan penyebarannya.
"Sebenarnya virus ini sudah ada sejak tahun lalu. Kasus pertama ditemukan itu di Kabupaten Gowa. Untuk itu, harus ada percepatan penanganan agar tidak terjadi penyebaran secara masif. Walaupun belum ada kasus menginfeksi manusia, tapi itu bisa menimbulkan banyak kematian hewan," kata dia menegaskan.
Pihaknya pun telah melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak terkait untuk mencari akar permasalahan dan penyelesaian penanganan dalam kasus ini agar dapat diantisipasi penularannya.
Baca Juga:
Ini 7 Penjelasan Ilmiah Kenapa Tidak Dianjurkan Makan Daging Babi
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, drh Nurlina Saking menyebutkan, dari hasil investigasi penularan virus tersebut dari wabah ASF atau flu babi. Kematian hewan babi terjadi sejak akhir 2022 sampai awal 2023.
Virus ini bahkan sudah menyebar di tiga daerah di Kabupaten Gowa, Luwu Timur dan Luwu Utara.
Dari hasil investigasi tim dilaksanakan sejak Januari 2023, diperkirakan sekitar 4.000 ekor hewan babi mati di Kabupaten Gowa.