WahanaNews.co | Apakah penyakit stres bisa menular seperti flu dan batuk? Semakin dekat kita dengan orang yang sedang stres, semakin besar kemungkinan kita untuk tertular.
Simak penjelasan berikut ini dirangkum dari orami mengenai risiko stres yang bisa menular:
Baca Juga:
Tips Ampuh agar Anak Tidak Stres
Stres Menular Terkait Kesulitan Belajar dan Kesehatan Mental
Studi tentang topik bahwa stres bisa menular telah terbukti berkat para peneliti dari University of British Columbia Peneliti ini mengumpulkan sampel air liur 400 siswa SD dan menemukan bahwa guru yang merasa lelah berperan dalam meningkatkan hormon kortisol (hormon stres) pada siswa-siswanya.
Tidak diketahui secara pasti stres yang mana yang muncul duluan; apakah stres dari sang guru atau stres dari siswa-siswanya.
Baca Juga:
Betulkah Kebotakan di Usia Muda karena Stres?
Yang jelas, pengaruhnya lebih tahan lama beberapa jam dibandingkan ketularan bad mood. Dalam kasus ini, para peneliti menunjukkan masalah soal stres bisa menular terkait kesulitan belajar dan kesehatan mental.
Berada di Sekitar Orang Stres Bisa Ketularan
Penelitian oleh Max Planck Institute for Cognitive and Brain Sciences and the Technische Universität Dresden, menemukan bahwa berada di sekitar orang stres, entah teman dekat atau orang asing sekalipun, bisa membuat orang lain stres juga.
Dalam penelitian ini, subjek yang diteliti dipasangkan dengan pasangan masing-masing dan orang asing dari lawan jenis kemudian dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok diberi pertanyaan aritmatika menantang, kemudian langsung diwawancara untuk menimbulkan stres.
Sementara, kelompok lainnya dengan 211 pengamat hanya melihat tes dan wawancara tersebut melalui cermin satu arah dan juga transmisi video.
Hasilnya menunjukkan bahwa 95% subjek tes yang ditimpa stres secara langsung menunjukkan gelagat stres.
Sementara itu, 26% dari pengamat mengalami peningkatan produksi kortisol sebagai hasil dari stres empatik.
Dampak stres meningkat sebanyak 40% pada subjek tes yang tengah mengamati pasangannya yang berada dalam situasi stres.
Sedangkan terhadap orang asing pengaruh stres meningkat sebanyak 10%. Ketika para pengamat menyaksikan situasi stres tersebut melalui kaca satu arah, 30% dari pengamat menunjukkan respon stres.24% lagi mengalami stres ketika mereka menonton situasi yang menekan tersebut melalui video.
[Redaktur: Zahara Sitio]