Kondisi ini membuat potensi paparannya terhadap manusia semakin luas dan kompleks.
Lebih lanjut, Aji menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap potensi paparan mikroplastik di lingkungan sekitar.
Baca Juga:
Fasilitas Medis Mulai Pulih, RSUD Langsa Aktifkan Lagi Sejumlah Ruangan Prioritas
Pemerintah, kata dia, juga terus mendorong berbagai riset lanjutan untuk memahami dampak jangka panjang partikel tersebut terhadap tubuh manusia.
Menurut berbagai hasil penelitian, lanjut Aji, manusia dapat terpapar mikroplastik melalui makanan, minuman, maupun udara.
"Serat sintetis dari pakaian atau debu perkotaan menjadi salah satu jalur utama paparan tersebut," ujarnya.
Baca Juga:
Prabowo Minta Dokter Magang Turun ke Lapangan, Kemenkes Siapkan Pengiriman Tenaga Medis
Sejumlah studi menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dalam jangka panjang dan jumlah besar berpotensi menimbulkan peradangan pada jaringan tubuh.
Selain itu, kandungan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang terdapat dalam plastik dapat memengaruhi sistem hormon serta fungsi reproduksi manusia.
Meski demikian, Aji menegaskan hingga kini belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu.