WAHANANEWS.CO, Jakarta - Banjir bandang yang melanda Desa Keutapang meninggalkan dampak serius bagi kehidupan masyarakat setempat.
Selain merusak infrastruktur dan permukiman warga, bencana tersebut juga memaksa ratusan warga kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan penanganan cepat dari berbagai pihak.
Baca Juga:
Satu Korban Luka-luka Banjir Bandang Sibabangun Meninggal Dunia
Berdasarkan data sementara, sedikitnya 161 kepala keluarga (KK) atau 679 jiwa terdampak langsung akibat bencana ini dan harus mengungsi ke sejumlah lokasi yang dinilai lebih aman.
Para pengungsi kini menempati menasah, balai pengajian, serta rumah warga yang memiliki bangunan bertingkat dua.
Kerusakan fisik akibat banjir bandang tercatat cukup signifikan. Sebanyak dua unit rumah mengalami rusak berat, empat unit rusak sedang, dan 15 unit lainnya rusak ringan.
Baca Juga:
Mendagri Nonaktifkan Bupati Aceh Selatan 3 Bulan Usai Umrah Saat Banjir Tanpa Izin
Tidak hanya menimbulkan kerugian materi, musibah ini juga membawa duka mendalam bagi warga.
Satu orang dilaporkan meninggal dunia, sementara tujuh orang lainnya masih dinyatakan hanyut dan dalam proses pencarian.
Sebagai bentuk respons terhadap kondisi darurat tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh (FK Unimal) bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), serta para alumni FK Unimal membuka posko pelayanan kesehatan umum dan spesialistik pada 13 Desember 2025.