WahanaNews.co | Dalam memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2023, Partai Perindo menggelar acara penyuluhan anti narkotika dengan Tema “Bersama Partai Perindo Kita Cegah, Lindungi dan Selamatkan Generasi Muda dari Permasalahan Narkotika.” pada Rabu (21/06/2023) di Kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta Pusat.
Siti Nur Azizah Sekjend DPN Badan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Basperindo) salah satu organisasi sayap partai Perindo yang diketuai Arnod Sihite, turut hadir untuk mendukung dan menyukeseskan acara. Ia mengajak masyarakat untuk menjauhi dan memerangi narkoba demi menyelamatkan generasi muda.
Baca Juga:
Bahas Penguatan Kerja Sama Pemberantasan Narkoba, BNN Terima Kujungan AFP
"Ini kegiatan yang sangat bagus, seperti yang kita narkoba itu sudah menjadi penyakit di masyarakat, kita tidak tau disekitar kita bahaya narkoba sudah sangat mengacam, dan kita mendorong supaya kegiatan ini dapat berkelanjutan," ujar Siti.
"Artinya kita dapat berperan lebih besar di masyarakat, sebagai organisasi sayap (Partai Perindo) kita tentu mempunyai perhatian yang mendalam, terutama untuk menyelamatkan masa depan dari anak anak muda mereka sebagai generasi penerus bangsa, ini menjadi perhatian lebih bagi kita," sambung wanita yang juga Bendahara Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).
Siti menghimbau kepada seluruh anggota DPN Basperindo untuk ambil peran dalam memerangi narkoba, Ia juga menghimbau kepada pemerintah untuk tidak ragu ragu dalam mengambil sikap dalam memerangi narkoba.
Baca Juga:
Wanita Cantik Kasus Narkotika Yang Kabur Dari Mapolsek Bagan Sinembah Menyerahkan Diri
Royanto Purba Wakil Ketua Umum DPN Basperindo juga turut menyampaikan semangatnya dalam memerangi peredaran narkoba ditengah masyarakat. Ia berharap adanya perbaikan penanganan dan pengawasan regulasi peredaran narkoba oleh pemerintah.
"Menurut saya, sebenarnya yang perlu pemerintah pikirkan bagaimana peredaran narkoba atau masuknya narkoba ke Indonesia bisa benar benar di stop. Ini yang harus menjadi pertanyaan besar," kata Royanto.
"Bukan pesoalan bagaimana Rehabilitasi dan lain-lain, bukan. Kalau barang (narkoba) itu tidak ada di Indonesia tentu tidak ada pemakainya," sambung pria yang juga Ketum Pengurus Pusat Federasi Serikat Pekerja Kerah Biru - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP FSP KB - SPSI) itu.