WahanaNews.co | Vaksinasi
bukanlah jaminan seseorang bakal kebal dari infeksi corona. Inilah pentingnya
untuk tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Para ilmuwan yang mempelajari pandemi Covid-19 di
Massachusetts, Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa orang yang divaksinasi
membawa jumlah virus corona yang sama dengan mereka yang tidak divaksinasi.
Pejabat kesehatan Massachusetts pada hari Jumat merilis
rincian penelitian itu, yang menjadi rujukan dalam keputusan oleh Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC, AS) untuk merekomendasikan agar
penduduk yang telah divaksinasi tetap memakai masker di dalam ruangan.
Rekomendasi itu ditujukan ke sebagian wilayah AS, di mana
varian delta memicu lonjakan infeksi.
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
Para penulis mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa panduan
masker CDC harus diperluas agar mencakup seluruh negara, bahkan di luar zona
rawan penularan.
Panduan ini memperbaharui laporan sebelumnya yang menyebut
orang yang telah divaksin dianggap memiliki tingkat penularan virus yang rendah
dan tidak mungkin menular kepada orang lain.
Namun data baru menunjukkan bahwa temuan itu tidak berlaku
usai ditemukannya varian delta.
Tempat wisata tepi laut di Cape Cod, Massachusetts merupakan
daerah dengan tingkat vaksinasi tertinggi. Namun sejauh ini mencakup lebih dari
900 kasus. Sekitar tiga perempat dari mereka yang terpapar adalah penduduk yang
telah divaksinasi lengkap.
Seperti banyak negara bagian, Massachusetts mencabut semua
pembatasan Covid-19 pada akhir Mei, menjelang peringatan dimulainya musim
panas. Selain itu di Provincetown pada minggu ini memberlakukan kembali
penggunaan masker dalam ruangan untuk semua penduduknya.
Dokumen internal yang bocor tentang infeksi varian delta
menunjukkan, CDC akan mempertimbangkan perubahan aturan lain bagaimana negara
memerangi virus corona, seperti merekomendasikan masker untuk semua orang, baik
yang sudah vaksin serta para dokter dan petugas kesehatan lainnya.
Varian delta, pertama kali terdeteksi di India, dan
menyebabkan infeksi lebih menular daripada flu biasa, cacar dan virus Ebola.
Varian delta juga disebut sama menularnya dengan cacar air.
Wabah Provincetown dan penelitian itu menjadi tantangan
besar yang dihadapi CDC dalam mendorong vaksinasi sambil mengakui bahwa kasus
mutasi dapat terjadi dan dapat menular, meskipun hal itu disebut jarang
terjadi.
Gedung Putih pada hari Jumat mengetahui peningkatan kasus
terhadap mutasi virus dan mendukung perubahan pedoman kesehatan masyarakat,
yang berulang kali ditangguhkan ke CDC sambil menekankan perlunya vaksinasi.
"Yang paling penting sebenarnya cukup sederhana. Kami
membutuhkan lebih banyak orang untuk divaksinasi," kata juru bicara Gedung
Putih Karine Jean-Pierre.
Orang-orang terinfeksi menyebabkan terjadinya peningkatan
porsi rawat inap dan kematian di rumah sakit, bertepatan dengan penyebaran
varian delta.
Laporan CDC didasari pada 470 kasus Covid-19 yang terkait
dengan perayaan Provincetown, termasuk acara liburan di dalam dan luar ruangan
yang padat di bar, restoran, wisma, dan rumah sewaan.
Para peneliti menjalankan tes telusur pada sebagian dari
mereka, dan menemukan tingkat virus yang kira-kira sama pada mereka yang
divaksinasi penuh dan yang tidak.
Dikutip Live Mints, sebanyak tiga perempat dari infeksi
terjadi pada individu yang divaksinasi lengkap. Sekitar 80 persen disebut
mengalami gejala yang paling umum yakni batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan,
nyeri otot dan demam.
Travis Dagenais, salah satu pasien mengatakan dia mulai
merasa sakit pada malam hari, saat dia kembali ke rumah. Ia menduga terpapar
saat menghadiri pesta malam yang panjang di klub malam Province town yang penuh
sesak.
Beberapa hari usai menghadiri pesta tersebut, ia merasa
demam, menggigil, nyeri otot, dan kelelahan. Ia menyadari bahwa ada sesuatu
yang berbeda dari keluhannya, menurut laporan AP.
Namun demikian, penghitungan yang digunakan para peneliti
untuk menilai seberapa banyak virus yang dibawa oleh orang terinfeksi, tidak
menunjukkan apakah pasien itu benar-benar menularkan virus ke orang lain. [qnt]