Sebagian ciri tersebut adalah nyeri terasa tajam dan memburuk ketika menarik napas dalam atau batuk, rasa nyeri terlokalisasi dan bisa ditunjuk jari, atau nyeri terasa memburuk ketika bergerak.
"(Nyeri memburuk) disertai jantung berdebar, dan rasa nyeri sekilas yang berlangsung beberapa detik atau lebih singkat," jelas dr Jean, seperti dilansir Huffington Post, Senin (22/8/2022).
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Salah satu masalah lain yang bisa memicu nyeri dada adalah gastroesophageal reflux disease atau GERD.
Kondisi yang juga dikenal sebagai refluks asam ini menandakan cairan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. GERD bisa memunculkan keluhan dada seperti terbakar, sulit menelan, dan batuk.
Asma juga dapat memunculkan keluhan nyeri dada kerana sesak, batuk, dan kesulitan menghirup napas.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
Kedua ahli kardiologi tersebut juga mengungkapkan bahwa tukak lambung, emboli paru, hingga pneumonia dapat menjadi penyebab nyeri dada yang potensial.
Di samping itu, nyeri dada bisa didorong oleh ketegangan otot.
Ketegangan otot ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti tak melakukan peregangan sebelum berolahraga, cedera kontak, mengangkat beban sambil memiringkan tubuh, serta otot lelah. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.