WahanaNews.co | Kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) terus meningkat di Ibu Kota.
Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Ani Ruspitawati mengungkapkan rata-rata 41 ribu anak di bawah lima tahun (balita) di DKI Jakarta terserang penyakit ISPA setiap bulan.
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Jumlah kasus ini tercatat selama beberapa bulan belakangan, saat warga mulai mengeluhkan polusi udara Jakarta. Ani menyebut, kenaikan kasus ISPA mulai terjadi sejak bulan Mei lalu.
"Kalau kasus ISPA di angka antara 134 ribu hingga 157 ribu per bulannya. Kenaikan kasus terjadi pada balita. Pada bulan Juni dan Juli rata-rata kasusnya 41 ribu di balita," ujar Ani di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Ani menguraikan, balita merupakan kelompok yang paling rentan terserang penyakit pernapasan di tengah tingginya pencemaran udara, serta penyakit infeksi lainnya.
Baca Juga:
Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan Akibat Polusi Udara Mencapai Triliunan Rupiah untuk BPJS
Sehingga, Ani mengimbau agar para orang tua lebih menjaga kesehatan anak-anaknya, terutama saat keluar rumah.
"Memang harus siap apabila kualitas udara kurang baik. Apakah dengan mengurangi aktivitas luar yang tidak perlu atau memakai masker, yang paling penting menjaga daya tubuh kita tetap baik. Kalau bayi-balita, pastikan imunisasi lengkap, gizi seimbang, itu sangat membantu," jelas Ani.
Di sisi lain, Ani mengklaim pemerintah telah menyusun tata laksana penanganan gangguan pernapasan akibat polusi udara. Hal ini, kata Ani, mulai dipersiapkan sejak awal pandemi Covid-19.
"Kalau kita mah terhadap ISPA dari dulu udah siap, ya. Dari sejak Covid-19 dulu kita sudah ada klinik poli sendiri. Jadi, di setiap puskesmas itu ada poli ISPA. Begitu batuk pilek, masuknya langsung ke situ, teman-teman siap kalau terkait pelayanan kesehatan," tutup Ani.
[Redaktur: Zahara Sitio]