WahanaNews.co | Campak, penyakit yang disebabkan oleh virus ini kembali menyabar di Indonesia. Orang tua harus waspada dan mengenali gejala campak pada anak.
Mengutip dari portal berita nasional, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan ada lonjakan kasus campak hingga 32 kali lipat pada 2022 dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Jadi Ancaman di 2024, Inilah Fakta-fakta Penyakit Rusa Zombie
Hal ini kemungkinan terjadi karena menurunnya vaksinasi campak, sebagai efek adanya pandemi COVID-19. Campak adalah infeksi pernapasan yang sangat menular. Ini menyebabkan ruam kulit seluruh tubuh dan gejala mirip flu.
Gejala Awal Campak pada Anak
Perlu waktu 7 hingga 14 hari bagi seorang anak untuk mengembangkan gejala campak setelah terpapar virus. Anak dapat menularkan virus pada orang lain sekitar 4 hari sebelum ruam muncul dan 4 hari setelah ruam berkembang.
Baca Juga:
Wabah Pneumonia Serang Anak-anak di Tiongkok, Ini Tanggapan Menkes Budi
Fase awal penyakit berlangsung antara 1 dan 4 hari. Gejalanya seperti infeksi saluran pernapasan atas, meliputi:
- Pilek.
- Batuk kering.
- Mata merah (konjungtivitis).
- Demam.
Setelah 2 atau 3 hari, gejala lain dapat muncul, termasuk:
- Diare parah.
- Bintik-bintik kecil dengan pusat putih di bagian dalam pipi.
- Ruam merah dan rata yang dimulai di wajah dan menyebar ke tubuh, lengan, kaki, dan kaki.
Ruam merah yang jadi gejala campak pada anak bermula dari lesi kecil yang bergabung menjadi satu ruam besar.
Setelah 3 sampai 7 hari, ruam akan mulai hilang. Itu akan memudar dalam urutan yang sama seperti yang muncul. Kemudian meninggalkan area berwarna coklat dan kulit yang mengelupas.
Apa yang Bisa Orang Tua Lakukan?
Tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk menghilangkan gejala campak pada anak. Untuk mencegah penularan, anak yang terinfeksi perlu diisolasi selama periode penularan, yang berlangsung empat hari setelah ruam berkembang.
Jika ada anggota keluarga yang belum mendapat vaksinasi campak di rumah, hubungi dokter untuk mengetahui apakah masih ada waktu bagi mereka untuk mendapatkan vaksin atau perawatan lain.
Meskipun tidak ada pengobatan medis untuk campak, langkah-langkah berikut dapat membantu meredakan gejala dan membuat anak merasa lebih nyaman, yaitu:
Minum Obat Penurun Demam
Untuk meredakan gejala demam, Ibu bisa memberi anak obat penurun demam tanpa resep, seperti ibuprofen atau acetaminophen. Jangan pernah memberikan aspirin kepada anak-anak, terutama mereka yang mengalami infeksi virus seperti campak.
Karena hal ini dapat meningkatkan risiko sindrom Reye. Sindrom ini merupakan penyakit langka, tapi bisa berpotensi fatal pada anak, karena merusak otak dan hati.
Selain itu, meski gejala awalnya mirip seperti flu, jangan dulu memberikan obat flu pada anak. Sebab, obat flu tidak bisa benar-benar meredakan gejala campak pada anak.
Istirahat dan Tetap Terhidrasi
Selama gejala muncul, pastikan anak banyak beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat apapun. Selain itu, untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum yang cukup.
Selain perawatan rumahan, dokter juga mungkin memberi anak vitamin A dalam 2 dosis untuk membantu mencegah kerusakan mata dan kebutaan. Jika anak berusia di bawah 1 tahun atau mengidap masalah pernapasan, dokter dapat merekomendasikan pengobatan antivirus yang bernama ribavirin.
Secara umum, infeksi campak dapat berlangsung selama beberapa minggu. Gejala biasanya mulai 7 hingga 14 hari setelah seseorang terpapar virus. Hubungi dokter segera jika melihat gejala campak pada anak, atau merasa anak telah berkontak dengan orang yang terinfeksi campak. [rna]