WahanaNews.co | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan pemerintah awalnya menargetkan eliminasi penyakit campak dan rubella di Indonesia pada 2023.
Kondisi tersebut dinilai sulit tercapai.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Direktorat Jenderal P2P Kemenkes Prima Yosephine mengatakan untuk melakukan eliminasi campak dan rubella, diperlukan capaian imunisasi yang tinggi dan merata, serta surveilans campak dan rubella dengan target discarded 2:100 ribu penduduk Indonesia.
"Tahun ini sebetulnya mimpinya [eliminasi campak dan rubella]. Tapi dengan adanya kenaikan kasus campak di negara kita, tentu mimpi mencapai eliminasi menjadi agak sulit untuk merealisasikan tahun ini," kata Prima dalam konferensi pers, Jumat (20/1).
Prima mengatakan maraknya ditemukan kasus KLB lantaran terjadi penurunan capaian imunisasi saat pandemi virus corona (Covid-19).
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Selama pandemi Covid-19 pemerintah mengeluarkan imbauan di rumah saja pun orang tua juga khawatir membawa buah hatinya ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi.
Hal ini diperkuat oleh data Kemenkes yang menyebutkan 58 persen kasus konfirmasi campak tidak mendapatkan imunisasi.
Hanya terdapat 7 persen anak yang sudah mendapat imunisasi campak dan rubella dua dosis atau lebih, 5 persen yang mendapat satu dosis, dan 30 persen lainnya tak diketahui status vaksinasinya.