WAHANANEWS.CO, Jakarta - China telah merespons permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan akses terhadap data COVID-19 guna membantu memahami asal-usul virus yang menyebabkan pandemi global tersebut.
"China telah berbagi lebih banyak data, hasil penelitian, dan kontribusi dibandingkan negara lain dalam studi tentang asal-usul COVID-19," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (31/12/2024).
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
WHO sebelumnya meminta China untuk berbagi data guna memperjelas asal-usul COVID-19, tepat lima tahun setelah pandemi bermula di Wuhan.
Pada saat itu, WHO mencatat beberapa kasus pneumonia yang kemudian mendorong karantina besar-besaran terhadap kota berpenduduk 11 juta tersebut.
"Sejak awal wabah, China segera membagikan informasi dan urutan genom virus kepada WHO serta komunitas internasional, tanpa menutupi data. Kami juga membagikan pengalaman pengendalian dan pengobatan secara luas, memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya global melawan pandemi ini," jelas Mao Ning.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Ia menambahkan bahwa China mendukung penelusuran asal-usul virus berdasarkan pendekatan ilmiah, transparansi, dan keterbukaan, serta menolak segala bentuk manipulasi politik.
Menurut Mao, China adalah satu-satunya negara yang mengundang kelompok ahli WHO lebih dari satu kali untuk melakukan studi bersama.
Mao juga menyebut bahwa para ahli WHO telah mendapatkan akses penuh ke lokasi, individu, dan data yang mereka perlukan selama kunjungan ke China.