WahanaNews.co | Beberapa
waktu lalu sempat beredar kabar Vaksin Nusantara yang produksinya dikomando
oleh dr Terawan Agus Putranto ini dipesan sebanyak lima juta dosis oleh Turki di
berbagai media sosial.
Baca Juga:
Belanda Bangkit, Menang 2-1 atas Turki di Euro 2024 Berlin
Kabar yang tidak jelas asal usulnya ini kemudian dibantah
secara langsung oleh Kementerian KesehatanRepublik Indonesia (Kemenkes RI).
Melalui juru bicara vaksinasi Kemenkes RI, dr Siti Nadia
Tarmizi mengaku tidak tahu menahu dan bahkan terkejut saat ditanyakan.
"Kita tidak ada info terkait hal ini (pembelian vaksin
Nusantara)," kata Nadia, Jumat (27/8/2021).
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
Kabar terkait pemerintah Turki yang membeli 5 juta dosis
vaksin Nusantara, pertama kali disinggung oleh Guru Besar Ilmu Biokimia dan
Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom. Prof Nidom
mengaku mendapat informasi dari mantan Menkes, Terawan, bahwa pemerintah Turki
tertarik untuk membeli Vaksin Nusantara.
Sementara itu, Duta Besar RI di Ankara, Turki, Lalu Muhamad
Iqbal, membantah kabar pemerintah Turki telah membeli 5 juta dosis vaksin
Nusantara.
"Tidak ada. Kalau pemerintah yang mau beli, pasti saya
orang Indonesia pertama yang dikasih tahu," tutur Iqbal, Jumat (27/8/2021).
Nasib vaksin Nusantara telah ditetapkan melalui Memorandum
of Understanding (MoU) antara Kementerian Kesehatan, BPOM, dan Tentara Angkatan
Darat (TNI AD) pada April lalu.
Kepala BPOM Penny K Lukito menegaskan, bahwa vaksin
Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran bersifat autologus atau bersifat
individual.
"Uji klinik dimasukkan dalam penelitian berbasis
pelayanan. Sel dendritik yang bersifat autologus hanya dipergunakan untuk diri
pasien sendiri sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan
persetujuan premarket dari BPOM," ujar Penny. [rin]