WahanaNews.co | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kondisi kesehatan seluruh jamaah haji Indonesia tahun 2023 mendapatkan pengawalan yang ketat dan mendapatkan dukungan dari semua pihak.
“Kami ingin mengingatkan kepada seluruh jamaah bahwa petugas haji yaitu melalui Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dari Kementerian Agama itu bekerja sama betul mengawal seluruh jamaah ini,” ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam Siaran Sehat yang diikuti di Jakarta, Senin (05/06/2023).
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Syahril menyebutkan jumlah jamaah haji Indonesia tahun 2023 mencapai hampir 230 ribu jamaah, yang berasal dari 14 embarkasi dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Salah satu yang disoroti pemerintah adalah banyaknya lansia yang ikut beribadah ke Tanah Suci.
Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, pemerintah melalui pihak puskesmas ataupun dinas kesehatan terkait akan memeriksa kesehatan jamaah.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Hal ini dijadikan langkah awal agar pihak yang berangkat beribadah memenuhi syarat dan bisa mengikuti kegiatan dalam kondisi sehat
Termasuk komorbid yang diderita para peserta misalnya seperti diabetes mellitus atau hipertensi.
Kemudian saat ini mengawal kesehatan setiap peserta jamaah haji dengan menyediakan satu dokter dan dua perawat pada tiap kloter seperti standar yang sudah ditentukan.
Namun, jumlah tenaga kesehatan bisa bertambah apabila pemerintah daerah peserta jamaah bersedia memfasilitasi secara lebih penyediaan tenaga medis yang bertugas.
Syahril melanjutkan pengawalan pun diperluas sampai ketika jamaah tiba di Madinah atau Mekkah.
Dalam hal ini pemerintah sudah berkoordinasi dengan rumah sakit setempat milik Arab Saudi, untuk memberikan pelayanan bagi seluruh jamaah.
“Petugas kesehatan sudah standby di sana baik dalam sisi kesiapan rumah sakit, kemudian di Mekkah, Madinah juga ada rumah sakitnya, sehingga para jamaah tidak usah khawatir,” ujarnya.
Dikarenakan ibadah haji merupakan kegiatan yang memerlukan stamina tubuh yang baik, Syahril mengimbau para jamaah untuk menjaga koordinasi dengan tenaga medis bila sewaktu-waktu merasa tidak enak badan atau ada penyakit penyerta yang kambuh.
Selain itu Syahril meminta agar semua jamaah menjaga pola makannya dan banyak minum air putih supaya terhindar dari berbagai penyakit atau mengalami hal-hal darurat lainnya.
“Sekali lagi, ini bukan hanya untuk kelompok berisiko tinggi. Tapi seluruh jamaah karena kita ingin jamaah walaupun bukan usia lanjut tapi kalau terlalu diforsir bisa masuk ke jurang sakit,” ujar Syahril.
Seperti yang dikatakan oleh Kasie Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Andi Ardjuna Sakti sebelumnya, KKHI di Mekkah, Arab Saudi misalnya telah menyiapkan enam rumah sakit rujukan, guna meningkatkan pelayanan kesehatan jamaah dan membangun kerja sama yang baik dengan entitas kesehatan bersama pihak Arab Saudi yang berwenang.
Adapun beberapa rumah sakit milik Arab Saudi yang menjadi rumah sakit rujukan bagi jamaah haji berada di daerah kerja Mekkah yaitu Rumah Sakit Al Noor, Rumah Sakit King Faisal, Rumah Sakit King Abdul Aziz, Rumah Sakit King Abdullah, Rumah Sakit Heera, dan Rumah Sakit Wiladah.
“Harapannya dengan silaturahmi dan kunjungan kepada pihak manajemen Rumah Sakit Arab Saudi ini, maka jamaah haji dapat terlayani dengan baik,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]