WahanaNews.co | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan secara teori Indonesia masih belum mencapai kekebalan komunal alias herd immunity terhadap penyakit Covid-19.
Pernyataan ini diucapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga:
PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang, Daerah Level 3 Bertambah
Nadia menyebut, herd immunity di Indonesia baru akan terbentuk apabila setidaknya 70 persen sasaran vaksinasi sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Sementara warga yang sudah memiliki imunitas alamiah usai terinfeksi tidak masuk dalam perhitungan 70 persen tersebut.
"Apakah kita sudah mendapat kekebalan kelompok atau herd immunity? tentunya kalau melihat teorinya belum. Karena sebenarnya kekebalan kelompok itu dari upaya vaksinasi," kata Nadia dalam acara daring, Selasa (23/11/2021).
Baca Juga:
Benarkah Varian Omicron Bikin Herd Immunity Lebih Cepat Terbentuk? Ini Kata Pakar
Nadia menambahkan, kendati setidaknya 14 persen warga Indonesia sudah memiliki imunitas alamiah berdasarkan hasil survei seroprevalensi.
Namun imunitas yang dimiliki penyintas Covid-19 belum terlalu kuat, sehingga mereka juga perlu mendapatkan suntikan vaksinasi secara lengkap.
Seroprevalensi yang dimaksud adalah survei dan penelitian yang dilakukan untuk menghitung jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu berdasarkan spesimen serologi atau serum darah.
"Imunitas dari terinfeksi alamiah itu tidak menjadi faktor dalam perhitungan target vaksinasi untuk bisa mengendalikan atau menurunkan laju penularan, meski mereka berkontribusi ya," ujarnya.
Adapun pernyataan Nadia itu juga sekaligus merespons Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Citra Indriani yang sebelumnya menyebut bahwa Indonesia kemungkinan sudah mencapai herd immunity lantaran terdapat potensi setidaknya 80 persen warga sudah terpapar varian Delta.
Sehingga mayoritas sudah memiliki imunitas secara alamiah pasca infeksi. Hal itu Citra katakan setelah melihat penurunan kasus Covid-19 yang sangat signifikan belakangan ini.
Di sisi lain, memang, jumlah penambahan kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam 3-4 bulan terakhir.
Dibandingkan dengan puncak kasus Covid-19 pada Juli lalu yang bahkan jumlah penambahan kasus Covid-19 harian mencetak rekor tertinggi dengan 56.757 kasus pada 15 Juli 2021.
Dihimpun dari laporan data harian Satgas Penanganan Covid-19, kumulatif jumlah penambahan kasus Covid-19 dalam sepekan juga mengalami penurunan.
Apabila dibandingkan, pada kurun waktu 9-15 November terdapat penambahan sebanyak 2.667 kasus. Namun pada periode 16-22 November kasus turun menjadi 2.522 kasus.
Secara kumulatif selama kurang lebih 20 bulan pandemi Covid-19 menjangkiti Indonesia. Tercatat, sebanyak 4.253.598 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Dari jumlah itu sebanyak 4.101.889 orang dinyatakan pulih, 7.965 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 143.744 lainnya meninggal dunia. [rin]